Bukan hanya Penyembuh

  


Stephanus Pradhana
Ringkasan khotbah 16 Oktober 2022
Markus 2:1-12

Saat kejadian ini berlangsung, banyak orang berpikir macam-macam (gangguan.- karena Yesus sedang mengajar, dan sebagainya) tapi Yesus melihat iman mereka. Dia menghentikan pengajaranNya dan tidak marah.

Orang-orang ini telah mendengar tentang Yesus yang menyembuhkan banyak orang, dan karena itu lah mereka nekat dan melakukan hal ini untuk teman nya yang lumpuh.

Apa yang menggerakkan hati Tuhan Yesus?
– our helplesness; ketidak berdayaan kita
– our faith (trust and hope in Him); iman kepercayaan kita pada Yesus

Iman dan kepercayaan kita pada Tuhan terlihat dari perbuatan kita, bagaimana kita berharap padaNya; sama seperti orang-orang ini. Ketika Tuhan melihat iman kita, Dia tidak tinggal diam, Dia berbuat sesuatu.

Tetapi apa yang Yesus lakukan setelah melihat iman mereka? Yesus bukan berkata bahwa Dia sudah menyembuhkan dia, tetapi dalam ayat 5, reaksi Yesus berbeda dari ekspektasi. Yesus malah membicarakan mengenai pengampunan dosa, bukan kesembuhan orang lumpuh ini.

Mengapa? Karena Yesus tahu banyak dari kita hanya memikirkan permasalahan hidup ini, padahal Yesus tahu, masalah dan kebutuhan terbesar manusia adalah pengampunan dosa, yang memulihkan hubungan kita dengan Allah!

Tuhan ingin kita menyadari bahwa lebih dari apa pun juga yang kita butuhkan, ada masalah yang lebih besar, yaitu kerohanian kita – dosa kita. Dan jangan sampai masalah yang lebih penting ini terabaikan karena kita selalu fokus pada masalah-masalah di kehidupan ini.

Kita sering tidak melihat dosa sebagai sebuah masalah yang urgent; sehingga kita sering meremehkan dosa dan akhirnya tidak bisa menghargai pengampunan dosa.

Kita semua membutuhkan pengampunan dosa lebih dari apa pun juga di dunia ini. Orang ini mendapatkan lebih dari yang dia minta, lebih dari yang dia butuhkan!

Kita sering melihat dosa sebagai perbuatan yang jelek/jahat, tapi sebenarnya adalah sebuah pemberontakan kita kepada Allah, melawan Allah. Karena itu setiap dosa dan kesalahan yang kita lakukan, adalah perbuatan yang melawan Allah (lihat pengakuan Daud dalam Mazmur 51:6).

Perhatikan respon ahli-ahli taurat dan reaksi Yesus dalam ayat 6-12. Melalui penyembuhan ini, Yesus menunjukkan kuasaNya mengampuni dosa.

[1] Mukjijat Yesus menunjukkan kuasaNya dan otoritasNya untuk mengampuni/menghapuskan dosa

Ahli-ahli taurat tidak mengerti bahwa Yesus adalah Allah, walaupun Yesus sudah menunjukkan kuasaNya. Kita bisa melihat pada akhirnya mereka bahkan bersekongkol membunuh Yesus.

Bagaimana dengan kita? Apakah setelah kita melihat mukjijat-mukjijat yang Tuhan sudah lakukan dalam hidup kita, kita masih menolak mengakui Yesus sebagai Allah? Maukah kita datang pada Yesus mengakui dosa kita dan minta pengampunan dosa dariNya?

[2] Hanya Yesus lah yang punya kuasa di dunia ini untuk mengampuni dosa

Pengampunan dosa hanya ada di dalam Yesus; tidak bisa diampuni melalui perbuatan-perbuatan apa pun juga kita di dalam dunia ini, atau oleh orang lain.

Di luar kekristenan, tidak ada yang bisa menghapuskan dosa saudara atau yang berani memberi klaim bahwa dirinya bisa menghapuskan dosa kecuali Yesus Kristus, karena Dia lah Tuhan!

Dan bagi Yesus, lebih mudah bagi Yesus untuk menyembuhkan orang lumpuh ini dibandingkan penghapusan dosa; untuk menyembuhkan Dia tinggal berkata-kata, tetapi untuk menghapus dosa kita, Dia harus naik ke kayu salib sebagai penebus daripada dosa kita! Dosa ada harga dan konsekuensi, dan ini perlu dibayar.

Yesus Kristus, Allah yang Maha Kuasa dan Maha Mulia, mati di kayu salib membayar lunas dosa kita, menanggung ganjaran upah dosa kita! Pengampunan dosa mahal harganya

Respon orang-orang dalam ayat 12 takjub dan memuliakan Allah. Bagaiman respon kita pada firman ini? Apakah kita takjub? Atau biasa saja? Apakah hati kita dipenuhi suka cita dan kekaguman akan kasih Allah pada kita?

Kalau reaksi kita masih biasa-biasa saja, maka kita tidak melihat pengampunan dosa sebagai suatu yang relevan untuk kita. Bagi kita, dosa bukan masalah besar, ada hal-hal di dunia ini yang lebih besar dan kita butuhkan. Kiranya kita bisa melihat dari sisi Allah tentang dosa; bahwa dosa adalah kebutuhan terbesar bagi manusia bahkan sampai mengirimkan Yesus untuk mati bagi kita!

 

Post a comment

X