Bearing Fruit for God

  


Seri “Us, Jesus, Believers, and Unbelievers”, Yohanes 15
Stephanus Pradhana
Ringkasan khotbah 29 Juli 2018
Yohanes 15:1-8

Rekaman Praise & Worship

Why bearing Fruit? – Yohanes 15:8

A. Karena Allah dipermuliakan
Tapi apa hubungannya menghasilkan buah dengan memuliakan Allah? Kita tahu buah menunjukkan jenis pohon dari pohon tersebut (misal kita bisa tahu itu pohon mangga karena kita bisa melihat buah nya).

Kalau kita melihat Allah Bapa, kita bisa melihat Yesus (terutama di jaman itu, secara nampak). Tapi untuk jaman sekarang dimana Yesus sudah tidak ada lagi di dunia ini, orang-orang dunia tidak bisa melihat Bapa, dan tidak bisa melihat Yesus, tapi mereka bisa melihatNya melalui kita (i.e buah kita). Hidup kita yang berbuah untuk memuliakan Tuhan, kita diselamatkan untuk memuliakan Tuhan!

“Bearing fruit is the essence of the fruit tree”!

B. Kita adalah murid Yesus
“… and prove to be My disciples”. Hidup yang berbuah menunjukkan kita mempunyai hubungan yang personal dan hidup dengan Yesus. Sebuah ranting tidak bisa punya access ke tanah. Nutrisi diambil dari akar, ke batang, lalu ke ranting-ranting.

Banyak orang percaya pada Yesus tapi tidak punya hubungan personal dan keintiman dengan Yesus. Yudas sudah 3 tahun lebih bersama dengan Yesus, tapi hati nya bukan lekat dengan Yesus, tapi dengan uang.

Murid sejati pasti menghasikan buah. Adakah buah di dalam kehidupan kita? Seringkali kita asumsi kita berbuah, sudah berubah. Tapi darimana kita benar benar tahu kita sudah berbuah, dan bukan hanya sekedar menjadi “a better person”? Bukan kah orang dunia yang tidak mengenal Yesus pun bisa menjadi orang baik dan terkesan “berbuah”?

What’s the nature of the Fruit?

Pohon anggur menghasilkan buah anggur, pohon mangga menghasikan mangga, bukan?
Karena yang mengalir dalam hidup kita adalah Kristus, maka yang keluar pun (buah) harusnya adalah Kristus. Ini berarti buah dari kehidupan bersama Kristus adalah Christ-likeness (keserupaan dengan Kristus)!

Fruitfulness is Christlikeness in our heart, mind, and behaiour. Kristus tidak self-absorbed, tapi God-centered, dan itu terlihat dari hidup Yesus yang berpusat ada Bapa.

Hidup berbuah berarti hidup yang pikiran, hati, perbuatan yang berpusat pada Kristus secara keseluruhan. Buah bukan berarti hanya pertobatan, pelayanan, dan sebagainya. Kalau kita setia melayani, bukan berarti kita berbuah. Ini merupakan sebuah reductionism dari makna buah itu sendiri.

Perubahan sejati berasal dari dalam, bukan dari faktor luar. Kita tidak bisa memalsukan diri dan buah kita. Apakah kita melayani Tuhan karena kita disuruh? Apakah kita menjangkau karena pencitraan, atau ikut-ikutan teman?

Timothy Keller: External force can restrain heart, can make the heart comply, without changing it from inside, without any real change of life.

Are we truly bearing Fruit, from the inside to the outside? Kalau Kristus sungguh-sungguh hidup dalam kita, maka pasti akan terlihat. Ada progress untuk semakin menyerupai Kristus.

How can we bear Fruit?

A. We are united with Christ by the Spirit
Ketika kita percaya pada Kristus, Roh Kudus mempersatukan kita dengan Kristus. Kita tidak akan pernah bisa berbuah tanpa kesatuan ini, dan kita akan hanya menjadi “a better person”. Kalau kita merasa kita belum pernah berbuah, mintalah ampun akan dosa kita kepadaNya dan menyerahkan hidup pada Sang Juru Selamat Kristus

B. The Father prunes us
Kalau kita sudah sungguh-sungguh percaya pada Kristus sebagai Juru Selamat, maka percayalah akan ada buah buah yang nampak dalam hidup kita, karena Tuhan akan terus bekerja dalam hidup kita.

Proses pruning umumnya tidak mengenakkan kita, tapi kita tidak perlu menghindari nya. Karena ketika Bapa membersihkan hidup kita, itu adalah supaya kita semakin hidup berbuah. Kita tidak perlu takut, karena Tuhan ingin kita berbuah lebih lagi dan dalam kasihNya Dia memberikan kekuatan pada kita. Setiap hari Tuhan akan membersihkan kita, bukan hanya kepada “orang Kristen baru”.

C. We remain in Christ
Hanya ada 1 kata perintah dalam Yohanes 15:1-8 ini, yaitu “tinggal”, melekat pada Kristus sehingga kualitas Kristus mengalir dari diriNya ke dalam hidup kita. Kita perlu “nurture” kita punya hubungan dengan Kristus, kita perlu menghidukan relasi kita dengan Kristus.

Contohnya: kita isi hidup kita dengan hal-hal yang “stir up our affection for Christ”, yaitu dengan membaca firman Tuhan dan berdoa kepada Tuhan. Dan kita percaya Roh Kudus akan bekerja.

Tuhan mengharapkan hidup kita berbuah, tapi Tuhan tidak memerintahkan kita untuk berbuah. Kita diperintahkan untuk tinggal/remain. Bagi Tuhan, buah itu adalah sebuah hasil dari pada tinggal di dalam Dia. Terkadang kita suka salah fokus, untuk menghasilkan buah (“saya harus begini, begitu”, “saya harus…”). Fokus kita harusnya tinggal di dalam Kristus, karena PASTI kita akan berbuah!

Post a comment

X