


Pengkhotbah tamu Barnabas Ong
Ringkasan khotbah 27 Januari 2013
Persaingan dalam dunia perdagangan begitu hebatnya, demikian pula dalam segi politik. Setiap orang ingin jadi yang nomer satu. Kadang dalam kekristenan pun juga begitu. Kita kadang bersaing satu gereja dengan gereja lainnya. Apakah Yesus juga seperti itu? Tidak!
Dia mau orang yang ikut Dia berani berkata bahwa Dia adalah segala-galanya dalam hidup! Kualitas, bukan kuantitas!
Lukas 9:57-62
Bagaimana kita menjadikan Tuhan sebagai pusat kehidupan kita
[1] Mau menderita bersama Kristus
Ada orang yang datang kepada Yesus dan berkata mau mengikut Dia. Tapi apa jawaban Yesus?
Maksud Yesus adalah, bahwa kalau dia yakin mau ikut Yesus, dia harus mengerti bahwa Yesus masuk ke Yerusalem bukan untuk mejadi raja, untuk ditinggikan. Tapi Dia masuk kota Yerusalem untuk ditangkap, diludahi, dihancurkan, bahkan ditolak! Serigala dan burung pun masih ada tempat di Yerusalem, tapi tidak dengan Anak Manusia, kecuali digantung di kayu salib!
Yesus menanyakan apakah dia berani memikul salib Yesus kalau sungguh-sungguh mau ikut Dia? Orang Kristen yang sejati mau ikut Yesus DAN menderita bersama-sama Yesus! Sapa yang ikut Yesus, dia harus berani menderita! Oh, berapa banyak anak-anak Tuhan yang mengalami kesulitan dimana-mana. Di Indonesia maupun di Australia pun sama saja!
Apa sih menderita bersama Kristus?
Tidak semua penderitaan kita selalu berarti memikul salib Kristus! Memikul salib adalah kalau kita menderita karena nama Yesus (misal dipecat karena kita orang Kristen). Bukan karena salah kita sendiri!
[2] Kalau ikut Tuhan, sungguh-sungguhlah ikut Tuhan
Orang kedua mau pamitan pada keluarganya. Yesus bukannya menyuruh dia untuk tidak menghormati keluarganya. Tapi Yesus tahu bahwa banyak orang yang suka menimbang-nimbang apakah keluarga dulu atau Tuhan dulu?
Baca Matius 10:34-36.
Yesus mau mengatakan bahwa kalau di suatu titik kamu harus memilih keluargamu atau Tuhan, maka kamu HARUS memilih Yesus. Misal kalau keluargamu menentang Tuhan, kamu harus tetap pegang Tuhan! Jangan sampai karena keluarga tidak setuju kalau kita mengikut Tuhan, lalu kita meninggalkan Tuhan!
Bukan berarti kita harus melawan orang tua, kita harus tetap menghormati orang tua. Tapi kalau kita sampai di suatu titik dimana kita harus sungguh-sungguh memilih satu, maka kita harus memilih Tuhan!
[3] Kalau mau ikut Tuhan, sekarang, jangan beralasan dan menunda-nunda
Orang ketiga ingin menguburkan ayahnya dahulu. Sekali lagi jawaban Yesus aneh, bukan? Apa artinya?
Yesus tahu bahwa orang ini sudah lama mengikuti Yesus tapi Dia tahu orang ini hanya mau enaknya saja. Yesus mau berkata bahwa ikut Yesus tidak usah ditunda-tunda. Ayah orang ini belum mati, dan orang ini hanya ingin menunda-nunda untuk sungguh-sungguh ikut Yesus.
Kita sering seperti itu, menunda-nunda untuk ikut Tuhan dengan sungguh-sungguh dan mencari beberapa alasan. Ikut Tuhan TIDAK ditunda-tunda!
Seberapa pun mahalnya ikut Tuhan, kita harus sungguh-sungguh berkata YA, dan mau menderita sebagai anak Tuhan. Ada waktunya kita dipuji, ada waktunya kita dicela. Itulah kehidupan kita kalau kita menjadikan Yesus sebagai pusat dari hidup kita. Jangan sampai Yesus tergeser di kehidupan kita atas alasan apa pun.
Kalau bukan Yesus pusat hidup kita, siapa? atau apa? Hanya Yesus yang bisa kita pegang sebagai pusat hidup kita. Tidak usah takut atas apa pun yang terjadi atau yang akan terjadi dalam hidup kita sebagai anakNya!