Allah yang tersembunyi tapi bekerja di belakang layar

  


Stephanus Pradhana
Ringkasan khotbah 27 Juni 2021

Rangkuman Ester pasal 1 & 2.

Raja Ahasyweros mengadakan pesta besar-besaran yang mewah untuk mendapatkan loyalitas dan support untuk rencana nya untuk berperang menyerbu Yunani, dengan menunjukkan kemewahan dan kebesaran.

Raja ingin memamerkan kecantikan ratu Wasti, namun dia menolak karena merasa di rendahkan sebagai selir dan pelacur. Raja merasa dipermalukan di hadapan seluruh tamu undangan dan pejabat, aristokrat, dan rakyat.

Akhirnya ratu Wasti diturunkan dari posisi & status nya. Dan akhirnya sang raja mencari pengganti permaisurinya. Dia memerintahkan utusan istana pergi ke seluruh provinsi untuk mengambil gadis gadis cantik untuk di bawa ke istana.

Kejadian yang terjadi masa lalu di Persia ini tidak jauh berbeda dengan dunia saat ini. Bangsa Yahudi waktu itu sudah bercampur aduk, di dalam kuasa kerajaan Persia yang mempunyai nilai moral dan spiritual yang berbeda, menjadi kaum minoritas. Demikian pula hal nya dengan kita saat ini! Dunia menjanjikan kebahagiaan melalui penampilan luar, kebebasan, kekayaan, kesuksesan.

Untuk kita yang bermain social media, orang-orang macam apa yang membuat kita tertarik saat kita men-scroll down our social media feed? The successful? The rich? The handsome/beautiful one? Dan apakah kita iri atau ingin seperti mereka?

Dan sedihnya banyak orang yang mengira hidup Ester menggambarkan kehidupan yang sempurna dan bahagia: cantik, kaya, punya suami sukses/kaya, dan sebagainya.

Kita hidup di dunia yang penuh dengan permusuhan pada Kristus dan hukum-hukum di dunia malahan mensupport golongan golongan tertentu yang mengutamakan kepentingan mereka sendiri.

Baca Ester 2:9-18.

Apa pendapat anda tentang Ester setelah membaca ini?
– Dia menyembunyikan identitasnya sebagai orang Yahudi
– Dia patuh pada kasim kasim istana (makan makanan istana, dan sebagainya)
– Dia tidur dengan raja yang bukan orang Yahudi, dan di luar pernikahan
– Dia menyenangkan dan membahagiakan raja nya lebih dari gadis-gadis lain

Is she a Godly girl? Atau dia malah sudah berasimilasi?

Kitab Ester tidak menggambarkan apakah Ester di paksa (sepertinya iya), dan tidak menulis apa perasaan Ester. Terlepas dari hal ini, Ester berada di tangan raja yang kejam. Namun pertanyaannya, mengapa Ester tidak menolak demi iman nya? (Seperti Daniel, misalnya). Mungkin banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul seperti ini bukan?

Poin penting dari firman ini bukan untuk mengambil kesimpulan salahkah Ester di sini atau tidak, tapi menggambarkan dunia ini. Bagaimana kita bisa ada di dalam dunia ini tapi tidak terasimilasi dengan dunia? Kalau kita di posisi Ester, apakah yang akan kita lakukan?

Tidak ada jawaban yang mudah untuk pertanyaan dan dilemma ini (yang terjadi pada Ester), tapi kita bisa ber-empati dengan mereka karena kita pun mempunyai dilemma yang sama di dunia ini. Dan dalam banyak hal, sulit untuk menjawabnya (terkadang tidak ada hitam putih di alkitab, seperti apakah kita oke untuk mengganti handphone kita setiap tahun? Atau kah ini kita sudah berasimilasi dengan budaya konsumerisme dunia?)

Tidak mudah terkadang untuk mengambil keputusan yang menyenangkan hati Tuhan. Kita perlu berhikmat; memilih dengan hikmat dari Tuhan.

Bagaimana caranya kita bisa berhikmat?
– Perlu semakin mengenal Tuhan dan takut akan Dia (Amsal 9:10)
– Berdoa pada Tuhan minta hikamat (Yakobus 1:5)
– Berdiskusi dengan orang yang lebih rohani/dewasa secara iman

Kalau kita baca Ester 1 & 2, Allah tidak terlihat dan bahkan tidak disebutkan sama sekali, a hidden hand of God. Seolah-olah Allah diam saja membiarkan raja memerintah, dan tidak menghentikan saat raja mengambil gadis-gadis untuk dijadikan permaisuri. Dimanakah Tuhan? Dan ini pertanyaan yang sama pada dunia saat ini bukan yang sering kita tanyakan dan rasakan?

Dimana Tuhan di tengah pandemi ini? Dimanakah Tuhan di dalam masalah-masalah kita? Di tengah pemerintahan jahat yang menganiaya? Apakah Ia tidak lagi perduli? He seems hidden and inactive.

Tapi inilah kebenarannya: Walaupun kita tidak bisa melihat Tuhan, itu bukan berarti Tuhan tidak bekerja. “God is still active and working towards His purpose for the world and for His people. Even when He is invisible, unrecognised, and ignored.”

Ada satu hal yang nyata (kalau kita melihat cerita Yusuf, Ruth, Ester): Allah bekerja di belakang layar, dan cara kerjaNya berbeda dengan yang kita harapkan. Cara kerja Tuhan kadang susah kita mengerti, tapi Dia tetap bekerja!

Ketika kita berpikir Tuhan tidak perduli dan diam saja, sebenarnya Tuhan sedang bekerja untuk rencanaNya yang baik, bagi kita dan dunia ini!

Mungkin kita sedang merasakan seperti dalam Ester 1 & 2. Kita sudah berdoa, sudah beriman, namun tidak ada yang terjadi dan bahkan situasi makin memburuk. Tapi percayalah, Tuhan sedang bekerja untuk suatu tujuan yang indah!

Jangan putus asa dan percayalah pada Tuhan!

 

 

Post a comment

X