A Wrong Choice

  


Pdt Victor Liu
5 Oktober 2014

Rekaman khotbah:

Ringkasan khotbah:

Mungkin kita mempunyai sebuah pilihan salah yang sekarang kita sesali, yang tidak ada hubungannya dengan dosa (seperti membeli sebuah rumah, pergi ke suatu tempat, dll). Atau mungkin kita pernah melakukan pilihan yang salah sebelumnya yang berhubungan dengan dosa (seperti berbohong, atau seks di luar nikah).

Setiap hari kita mengambil keputusan, bahkan saat ini pun kita sedang mengambil sebuah keputusan (apakah mau mendengarkan (atau membaca ringkasan) khotbah ini atau tidak). Setiap keputusan kita akan berdampak dalam kehidupan kita di masa datang, apalagi keputusan-keputusan yang besar.

Baca Kejadian 16:1-4,16 – 17:1

Perhatikan Tuhan membiarkan Abraham dan Sarai untuk mengambil keputusan yang salah. Tuhan pun membiarkan kita menderita dan memikul tanggung jawab kita. Dia mau mengajar Abraham dan Sarai bahwa mereka harus bertanggung jawab atas keputusan mereka. Namun Tuhan tidak pernah membiarkan kita, karena dalam tangan Tuhan, sesuatu yang berantakan pun bisa dijadikan indah olehNya (Roma 8:28).

KESALAHAN ABRAHAM

[1] Abraham dan Sarai punya asumsi yang salah tentang Tuhan (lihat ayat 16:2). Sarai berasumsi bahwa Tuhan mencegah dia untuk melahirkan. Dan Abraham menyetujui asumsi ini.

Padahal di Kejadian 12 disebutkan Tuhan berfirman bahwa Abraham akan mempunyai keturunan yang banyak dan besar. Itu berarti kehendak Tuhan untuk Abraham dan Sarai untuk punya anak. Asumsi yang salah adalah bahwa kehendak Tuhan selalu mulus, lancar. Karena mereka menanti cukup lama, mereka lalu berpikir dan berasumsi tentang kehendak Tuhan.

Sering anak Tuhan seperti ini. Kita sering berdoa untuk mendapat pekerjaan (atau pasangan hidup sampai menikah), lalu dalam perjalanan saat Tuhan memberkati dan banyak masalah, kita berpikir bahwa mungkin ini bukan kehendak Allah.

Asumsi yang salah adalah kehendak Allah adalah enak dan tidak menderita! Padahal, kehendak Allah untuk Yesus adalah mati di kayu salib! Kehendak Allah untuk Paulus dan Petrus adalah untuk mati! Lihat Yeremia 29:11 – padahal orang Israel akan dibuang 70 tahun! Kehendak Allah tidak selalu mulus dan prosperity! Hati-hati lah dan jangan berasumsi!

[2] Partner yang tidak mendukung (Kejadian 16:2)

Perhatikan Abraham pasif dan setuju dengan Sarai (mirip dengan Adam yang mendengarkan Hawa saat manusia jatuh ke dalam dosa. Dan lihat di alkitab bahwa Tuhan meminta pertanggung jawaban kepada Adam, karena sebagai kepala keluarga). Ini pun demikian! Tuhan meminta pertanggung jawaban kepada Abraham!

Suami yang pasif (seperti Abraham ini), tidak membantu dalam mendidik anak dan dalam keharmonisan keluarga. Abraham mendengar nasihat istri yang tidak baik. Bukan berarti suami tidak perlu dengar nasihat istri, karena Tuhan memberikan istri untuk mendukung suami (termasuk menasihati), tapi kalau itu tidak baik, jangan didengarkan (karena suami adalah kepala rumah tangga). Suami dan istri harus saling mendukung satu sama lain!

[3] Mereka ambil jalan pintas

Abraham sudah 10 tahun menunggu dan akhirnya mengambil jalan pintas, atas usulan Sarai. Padahal kalau kita baca nanti, masih ada 15 tahun lagi sebelum Tuhan memberikan mereka seorang anak.

Kenapa ini dilakukan? Budaya waktu itu adalah hal yang biasa (kalau istri tidak bisa melahirkan anak, maka bersetubuh dengan pelayan untuk bisa mendapatkan anak).

Shortcut menunjukkan kita tidak percaya pada Tuhan, bahwa Tuhan tidak menepati janjiNya. Akhirnya shortcut akan punya dampak pada saat itu dan juga di masa depan!

Akibat waktu itu: hubungan Abraham dengan Sarai, direndahkan Hagar, ribut dengan anaknya dari Hagar (Ismail), dan berdosa karena tidak pernah Tuhan mendesign lelaki untuk punya lebih dari 1 istri!
Akibat sekarang: Keturunan Ismail (bangsa Arab) perang terus menerus dengan keturunan Abraham (Israel)

Dalam penantian apa pun juga, saat kita merendahkan hati kita pada Tuhan, Tuhan tidak buta! Dia melihat dan Dia tahu yang terbaik untuk kita.

Di tengah situasi sulit, kita harus nya berharap pada Tuhan dan Dia akan memberikan kekuatan yang baru. Bukannya kita asal-asalan dan ingin memenuhi apa yang kita mau sesuai waktu kita sendiri!

Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi orang yang berjalan pada kehendak Tuhan dan menanti waktuNya!

 

 

 

Post a comment

X