A Jealous King

  


Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 30 Agustus 2020

Iri hati bisa menghancurkan hidup kita. Kita umumnya iri karena kita melihat orang lain dan membandingkannya dengan keadaan kita. Amsal menulis bahwa iri hati membusukkan tulang (Amsal 14:30). Dan ini terjadi pada raja Saul – lihat 1Samuel 18, khususnya ayat 5-9, bahkan berusaha membunuhnya (lihat ayat 11). Baca terus 1Samuel 18 sampai 1Samuel 19.

Hal ini mirip dengan Kain saat persembahannya tidak diterima oleh Tuhan, dia marah dan iri pada Habel, bahkan dibunuhnya. Yang terjadi pada Kain dan raja Saul merupakan prinsip umum ketika seseorang iri hati. Menariknya, kita bisa melihat akhir raja Saul hanya fokus ingin membunuh Daud karena keirian hatinya, tidak ada karya yang dilakukan raja Saul lagi.

Memang sulit untuk melihat seorang teman lebih berhasil dari kita. Iri hati seperti kanker yang membusukkan tulang dan menghancurkan hidup, karena itu kita harus mengontrol dan menguasai rasa iri hati dengan bagus, dan sedini mungkin.

Alkitab berbicara ada iri hati yang lain, yang dipakai untuk Allah (a jealous God) – Ulangan 4:24, Ibrani 12:29 – menunjukkan Allah yang ingin anak-anakNya untuk fokus pada Dia, tidak terpikat pada berhala yang akan menghancurkan hidup anak-anakNya. Demikian halnya ketika Yesus marah saat rumah Tuhan dijadikan tempat dagang.

Akar masalah dari iri hati

Apa akar masalah dari iri hati sebenarnya? Lihat 1Samuel 18:8-9.
Terjemahan literal ayat 9 sebenarnya adalah bahwa sejak hari itu, Saul selalu “memandang matanya kepada Daud” (keeping his eyes on David). Kita tahu “mata” dipakai sebagai simbol untuk memandang hidup dalam alkitab (ketika Yesus berbicara soal uang, bahwa mata adalah pelita hidup kita). Dari mata, timbul keinginan, dan akhirnya keinginan itu melahirkan iri hati.

Ketika kita membanding-bandingkan dengan orang lain, kita bisa merasa minder/rendah-diri, atau jadi iri hati & insecure (seperti Saul). Saul tidak merasa aman pada kedudukannya sebagai raja, karena itu dia ingin menjatuhkan dan membunuh Daud!

Mungkin kita berpikir bahwa ini terjadi pada Kain dan Saul, bukan pada kita. Tapi bukan kah hal ini juga sama terjadi pada diri kita juga?

Bagaimana mengatasi iri hati

Iri hati harus cepat ditangani dan bukan dengan kekuatan diri sendiri; Misal saat kita membandingkan dan merasa iri, kita lalu berusaha lebih giat, atau mengembangkan kemampuan kita – maka ini bukan solusi nya karena iri hati harus ditangani di akar permasalahannya, yaitu hati kita!

Menarik bahwa Daud mempercayakan dirinya kepada Tuhan. Dia tidak membalas Saul, bahkan sampai dilempari tombak sebanyak dua kali oleh Saul, dan Daud tetap tenang. Ini karena Daud merasa aman di dalam Tuhan, dan tidak iri atau ingin membalas raja Saul karena dia tahu semua ada di tangan Tuhan.

Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan di tengah situasi kekurangan apa pun juga (Filipi 4:13) dan tahu bahwa apa pun yang kita punya akan hilang, tapi saat kita memiliki Kristus sampai kekekalan, itu memberikan suka cita yang besar pada kita! Yesus memberikan kita ketenangan dan keamanan dalam hidup kita, karena Dia sudah memberikan identitas baru pada kita sebagai anakNya, mengasihi, mengampuni, dan memberi rencana indah pada kita.

Kalau kita saat ini dipenuhi rasa iri hati terhadap orang lain, hati yang tidak tenang dan sering membanding-bandingkan dengan orang lain, itu karena kita mencari keamanan di tempat yang salah. Datang lah pada Yesus, the King of kings, yang sudah mati bagi kita dan memberikan kita jaminan yang kekal. Dia memberikan kepuasan dalam hidup!

Post a comment

X