Surrender all for Christ

  


23 November 2014
Mie Khie Liong

Rekaman Praise & Worship:

Rekaman khotbah:

Ringkasan khotbah:

Terkadang tidak mudah untuk menyerahkan segalanya pada Tuhan. Abraham diuji Tuhan untuk menyerahkan segalanya pada Dia di Kejadian 22.

“Setelah semuanya itu” – Abraham sudah cukup lama mempunyai hubungan dengan Tuhan. Jadi ini seolah-olah sebuah puncak dari pengalaman dia dengan Tuhan.

Ishak adalah harapan satu-satunya Abraham untuk menjadi bangsa yang besar, yang keturunannya banyak, yang dijanjikan Tuhan. Namun Tuhan memerintahkan dia untuk mempersembahkan Ishak. Ia tahu itu suara Tuhan, dan Abraham tidak menunda-nunda, menunjukkan imannya yang sudah solid.

Abraham juga tahu Tuhan sudah lama, jadi dia tahu perintah Tuhan ini bukan hanya main-main saja. Tidak disebutkan apa reaksi Ishak saat diikat tapi tentunya dia sudah melihat hubungan Abraham dengan Tuhan yang dekat dan dia menurut tanpa perlawanan.

RELEVANSI UJIAN ABRAHAM BAGI KITA

Ishak adalah milik Abraham yang paling berharga, tapi Tuhan tidak mau ada yang lebih berharga pada Dia. Penyerahan Abraham pada Tuhan adalah mutlak. Itukah ujian kita pada saat ini? Bahwa kita harus menyerahkan segalanya bagi Tuhan? Mari kita lihat syarat menjadi murid Yesus di Lukas 14:26-27 – bahwa kita harus mementingkan Tuhan di atas segalanya!

Kita harus menjadi murid Kristus, bukan hanya seorang “Kristen” – yang artinya sudah mulai kabur belakangan ini: setelah dibaptis, kita Kristen. Kita pergi ke gereja, kita Kristen. Tapi arti sesungguhnya lebih dari itu. Kita semua dipanggil menjadi murid Kristus! Sejak awal kita dipanggil masuk di dalam iman, kita menjadi murid Kristus!

“I surrender all” is a starting commitment

Sama halnya seperti kita mengucapkan janji pernikahan. Saat janji, itu adalah starting commitment, tapi butuh proses. Saat kita beriman percaya pada Kristus, kita juga mulai dari sana dan bukan hanya putus sampai saat itu juga. Kita tidak tahu kita akan sanggup atau tidak, tapi kita bersandar pada kekuatan Tuhan, bukan kekuatan kita!

Jangan sampai kita sudah menerima Kristus, tapi kita tidak mau untuk mempunyai iman supaya kita menyerahkan semua hidup kita pada Dia.

“I surrender all” is the goal to achieve

Baca Filipi 2:5. Yesus menyerahkan hidupNya sampai di kayu salib, untuk memenuhi panggilanNya.

Our goal is to be like Christ! Abraham, kalau kita lihat, ikut Tuhan tidak ragu-ragu lagi di Kejadian 22.

“I surrender all” is the way of life to maintain

Kita mau surrender daily! Untuk bisa menjadi pasangan yang baik, kita harus “kerja keras” untuk membina hubungan dan menjadi pasangan yang baik. Setiap hari kita mengalami proses, sampai kita bisa menghidupkan janji kita.

Ikut Tuhan mirip demikian. Kita ingin menjadi murid Kristus, tapi kita bisa lemah dan malas. Kita perlu fokus kembali akan komitmen kita! Berikan waktu, jauhkan diri dari godaan yang sering kita jatuh (addictions, distractions, dll).

What is your most treasured possession? Roh Kudus akan dan sudah berbicara pada kita, hanya kita biasanya tidak mau mendengar, walaupun kita sudah tahu sesuatu hal yang tidak baik buat kita.

Akhir dari ujian Abraham mempunyai akhir yang indah. Saat kita menyerahkan semua pada Tuhan, God will provide. Cerita Abraham ini adalah sebuah simbolik atas pengorbanan Yesus Kristus untuk kita, untuk dosa kita, dimana kita yang harusnya dihukum oleh Allah.

Surrendering to God is a daily commitment, a daily walk with God!

Post a comment

X