Self Control

  


Pdt Victor Liu
31 Juli 2016

Rekaman Praise & Worship

  1. 10,000 Reasons
  2. Terpujilah NamaMu Tuhan
  3. In Tenderness
  4. Sanctuary

Buah Roh dimulai dengan kasih dan di akhiri dengan penguasaan diri. Menarik, bukan? Kasih adalah awal dan sebagai pintu lebar untuk buah Roh lainnya. Diakhiri dengan self-control karena tanpa penguasaan diri, hidup kita akan hancur.

Self-control dalam bahasa asli Yunani, berasal dari 2 kata yang digabungkan: “di dalam”, dan “kuat [kratos]”. Jadi artinya “di dalam kekuatan” adalah: kita mengontrol hawa nafsu yang umumnya menguasai kita.

Hawa nafsu tidak selalu negatif. Contoh hawa nafsu yang positif adalah seks. Seks itu normal dan diberikan Tuhan untuk kita berikan pada suami atau istri kita. Tetapi di saat kita tidak punya self-control, kita ingin hubungan seks di luar pernikahan – yang berdosa di mata Tuhan.

Self-Control: “One who masters his desire and passion”. Firman Tuhan berkata kita dipimpin oleh Roh karena kita umumnya tidak bisa mengontrol desire yang ada di dalam diri kita! Tanpa Roh Kudus, tidak ada rem di dalam kita! Biarlah kita mau dipimpin oleh Roh Kudus.

Ciri-ciri kita tidak punya self-control:
A. Procrastination (menunda-nunda)
B. “Now!” – maunya sekarang setiap kita ada keinginan
C. Respon emosional saat orang lain berbuat kesalahan
Baca Amsal 25:28 – “Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.” (Tidak ada pertahanan sama sekali / defenseless).

Tidak ada self control akan menghancurkan relasi pada Tuhan dan pada sesama!
Tidak ada self control akan menghancurkan apa yang kita punya dan kita bangun: suami/istri menyeleweng dan menghancurkan rumah tangga, dosa menghancurkan pelayanan dan relasi kita pada Tuhan. Karena Musa tidak self-control, dia membunuh orang Mesir (dan akhirnya disiapkan Tuhan 40 tahun menjadi gembala), dan setelah 40 tahun dia memimpin orang Israel keluar dari Mesir, dia dihukum dan ditidak ijinkan Tuhan masuk ke tanah perjanjian karena kemarahannya.

Menyedihkan kalau karena kita tidak ada self-control, maka kita tidak bisa masuk ke dalam rencana Tuhan seperti Musa.

Apakah emosi kita selfish dan childish? Apakah kita tidak sabaran dan ingin selalu dipenuhi keinginannya sekarang? Apakah kita mudah sekali terganggu dan terpikat oleh distraction-distraction yang ada pada saat ini?

Kalau kita mau hidup dalam Roh, kita harus mau dipimpin dalam Roh – membiarkan diri kita untuk taat dan ikut pada Tuhan.

Hidup yang dipimpin oleh Roh:

Flee / Lari (terutama yang berhubungan dengan immoral dan seksual)

Kita tahu ada kelemahan dan hawa nafsu seksual bisa begitu kuat, sehingga kita dinasihatkan untuk lari. Yusuf berlari/flee saat terus menerus di goda oleh istri Potifar. Lebih baik kita menjauh dan lari saat kita berada di situasi yang bisa menjebak kita.

Di saat kita lari, kita mematikan hawa nafsu itu (“put to death”). Malah jangan diikuti atau dihidupkan!

Contentment (puas dengan apa yang ada)

Bukan berarti kita tidak boleh punya dream atau cita-cita, tetapi pada sekarang ini, kita puas dengan apa yang ada. Saat kita tidak suka dengan pekerjaan kita saat ini, kita tetap bersyukur. Lawan dari contentment adalah greed (rakus – selalu ingin yang lebih, dan lebih!).

Remember Jesus

Ingat pada Yesus Kristus yang sudah menyelamatkan kita dan Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita. Saat kita tidak ada self-control, kita lupa sama Tuhan. Tuhan selalu mengingatkan kita; Dia mengingatkan Kain, Dia mengingatkan Petrus bahwa dia akan menyangkal Yesus.

Kejatuhan tidak pernah sekaligus, selalu ada tahap-tahap dan banyak nasihat yang datang dari Tuhan dan teman kita yang kita tidak perdulikan! Kita sering merasa sombong dan yakin bahwa kita tidak akan jatuh/bisa mengontrolnya. Sedihnya, saat itu terlambat, kita baru menyesal!


Kalau kita mengerti bahwa kita ada masalah dengan penguasaan diri, kiranya hari ini kita dijamah Tuhan dan belajar dari firman Tuhan hari ini!

Post a comment

X