Love

  


Pdt Victor Liu
6 June 2016

Rekaman Praise & Worship

  1. So Great
  2. Maha Kuasa Maha Mulia
  3. Love So High
  4. Oceans Will Part

Buah Roh: Galatia 5:22-23

Sulit untuk menggambarkan apa artinya cinta dalam sebuah kalimat. Firman Tuhan bukan cuma mengajarkan bahwa cinta adalah sebuah motivasi, tapi juga sebuah tindakan. Cinta adalah sebuah pilihan, dan keputusan – tidak tergantung pada perasaan.

Ada yang membagi Buah Roh menjadi 3 bagian
– Kasih, suka cita, damai (bagian yang membuat kita sehat, dan akan melakukan hal hal yang berikutnya)
– Kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan
– Kelemah lembutan, penguasaan diri

Kata kasih di sini yang dipakai adalah “agape”, kasih tertinggi yang berbeda dari istilah kasih yang lain yang umumnya kita pakai. Kasih Yesus Kristus di kayu salib adalah kasih agape.

“Buah Roh”, menunjukkan bahwa kalau bukan Roh Tuhan yang bekerja, kita tidak akan bisa melakukannya. Kasih manusia/dunia pada umumnya adalah kasih yang ada kondisi nya (“kalau kamu baik, aku baik”) dan ujung-ujungnya pasti fokus pada diri sendiri saja.

Kita harus mengerti kasih Allah sebagai dasar dan mengalaminya (lihat Yohanes 3:16, Yohanes 13:34-35, Efesus 5:1)

Kita harus mengerti seberapa berdosanya kita dan seberapa kita pantas menerima murka Allah, dan seberapa Allah begitu mengasihi kita sehingga Dia mengirimkan Yesus Kristus untuk mati menebus dosa kita, menggantikan hukuman kita.

Kalau kita hanya fokus pada kasih horizontal, pasti lama-lama kita akan lelah dan kesal. Tetapi semakin kita mengasihi Kristus (kasih vertikal), semakin kita akan mudah mengasihi. Sebaliknya, semakin jauh kita dari Tuhan, semakin kecil kasih kita.

Arti kasih (agape)

Unconditional love

Kasih tanpa kondisi tidak tergantung pada orangnya – seperti Kristus mengasihi kita. Kalau kita berdasarkan kasih kita pada perasaan, maka akan susah karena tidak ada orang yang sempurna, dan kasih kita akan tergantung situasi atau mood kita.

“Walking in love, instead of feeling in love”

Harusnya semakin seseorang banyak kekurangannya, kita semakin punya kasih/compassion, seperti kasih Kristus. Kasih, juga berarti menyatakan kebenaran. Tuhan tidak masa bodoh dengan orang-orang yang sudah dikasihi, tapi Tuhan juga mendisiplinkan anak-anakNya saat mereka bermain dengan dosa. Sama halnya kita tidak bisa diam saja saat melihat orang yang dikasih kita berjalan di dalam dosa.

Kalau kita tidak punya “unconditional love”, kita juga tidak akan punya hati memberi. Karena umumnya kita selalu ingin imbalan balik saat kita memberikan (giving).

Sacrificial / Berkorban

Kasih sejati membutuhkan pengorbanan = waktu, energi, ego yang kita pertahankan, dll. Manusia selalu hitung-hitungan, karena itu kadang susah untuk menjalankan kasih yang penuh pengorbanan. Bagaimana relasimu saat ini? Apakah ada sesuatu yang harus kita korbankan untuk bisa mengasihi mereka (pasangan, teman, anak, dan sebagainya)? Mungkin hobi, karakter, atau kebiasaan kita? Kalau kita sungguh-sungguh mengasihi orang yang kita cintai, maka kita mau berkorban untuknya, seperti Kristus mengorbankan nyawaNya bagi kita.

Kita tidak bisa dipaksa, atau terpaksa dalam mengasihi, tapi bisa memaksakan diri dengan suka rela dan suka cita.

Faithful / Setia

Kasih tidak mendua hati, setia. Kristus setia mengasihi kita manusia berdosa, sampai Dia mati di kayu salib (Dia datang ke dunia hanya untuk mati bagi kita di akhir hidupNya!).

Kasih adalah sebuah kata kerja, dan harus kita hidupkan. Kasih agape bisa mati/hilang. Dan kita membaca bahwa di akhir jaman kasih banyak orang menjadi dingin (1Yoh 2:15 [kasih pada Allah hilang pada saat kita mengasihi dunia], Wahyu 2:4 [kasih jemaat Efesus sudah tidak ada])

Hal-hal yang umumnya membunuh cinta:
1. Ketika ada hal jelek yang kita hidupkan
Contoh kalau kita kesal sama seseorang, dan terus kesal selama seminggu penuh, kasih kita pada orang itu akan semakin dingin;

2. Ketika kasih kita diberikan pada hal yang lain
Kalau kita memberikan kasih kita pada hal lain (seperti benda, tidak harus seseorang yang lain), maka kasih kita bisa mati. Hati kita mudah dikuasai oleh hal-hal yang lebih menyenangkan kita.


Kasih yang sejati mengasihi dengan sempurna seperti Kristus mengasihi kita, bukan mengasihi orang yang sempurna (karena tidak ada orang yang sempurna).

Post a comment

X