Kehadiran Tuhan Yesus Kristus sebagai bukti pemeliharaanNya pada kita

  


10 Januari 2016
Pdt Victor Liu

Rekaman Praise & Worship

Markus 4:35-41

“Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.” ‭Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.” “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
‭‭

Kita membutuhkan penyertaan, kehadiran seseorang yang lebih “kuat” dari kita. Sejak kecil, kita mengetahui prinsip ini. Anak kecil butuh penyertaan orang tuanya. Waktu ada hujan deras dan halilintar, seorang anak akan berkata pada ibu atau bapaknya :” Papa dan mama di samping aku.. Menyertai aku di sini saja..” Dalam penyertaan ada ketenangan dan ketidaktakutan. Ketika kita makin besar, kita lupa kebutuhan tentang penyertaan. Makin besar, kita makin tidak mau atau makin tidak menyadari kebutuhan ini.

Nanti pada waktu kita mau meninggal kita diingatkan pada kebutuhan penyertaan ini. Tuhan memakai kebutuhan pada waktu kita kecil dan pada waktu kita mau meninggal dunia untuk menyatakan bahwa kita butuh penyertaan Tuhan. Dosa membuat manusia tidak butuh Tuhan dan penyertaanNya. Dosa membuat kita lupa pada Tuhan. Dosa membuat kita bergantung pada diri sendiri!

Untuk menunjukkan kebutuhan akan penyertaan, saudara bisa menutup kedua mata. Lalu berjalan ke arah saya. Apa yang akan terjadi? Kita akan bingung, mungkin akan terbentur dinding atau kursi. Ketika kita menutup mata, kita tidak tahu apa yang di depan kita. Kita membutuhkan seseorang yang menyertai kita. Hal yang sama ketika kita menghadapi masalah dan masa depan. Kita buta, tidak bisa melihat masa depan. Manusia terbatas. Manusia tidak bisa melihat masa depan. Waktu menghadapi masalah yang sangat besar dan menakutkan, kita menjadi tertekan, depresi karena kita tidak mampu berjalan sendiri dan tidak mengetahui masa depan.

Kesaksian bapak Dwi Krismawan (lihat http://www.jawaban.com/read/article/id/2005/01/17%2000:00:00/74/080117185242/Dibalik-Rupaku-Kini).

Waktu itu ia masih berumur 24 tahun. Ia sekolah penerbangan di Curug, Tangerang dan 3 bulan lagi mau di wisuda sebagai pilot. Ia sudah pasti diterima sebagai pilot di perusahaan Garuda Indonesia. Pagi hari di  Tanggal  28 Jan 1997, pada waktu latihan solo membawa pesawat terbang bersama pelatihnya, ia menabrak gunung Gede, Bogor karena cuaca yang tidak baik. Tubuhnya terbakar 50 persen. Mukanya, termasuk wajah, mulut, hidung, bagian mata, telinganya hancur. Maukah pacar yang baru dibinanya selama 3 bulan mau menerimanya? Tubuhnya terluka bakar parah dan mimpinya hancur! Bagaimana masa depannya? Mengapa ini terjadi? Ia ikut Tuhan Yesus. Ia melayani di gereja. Dimana Yesus dalam hidup Dwi? Adakah Yesus menyertai saya dalam situasi ini.

Kita membutuhkan penyertaan Tuhan dan Tuhan sangat mengetahui kebutuhan akan penyertaanNya. Tuhan beserta kita atau penyertaan Tuhan membuat kita tenang dalam hidup ini. Penyertaan Tuhan sebagai bukti bahwa Tuhan memelihara kita.

Atau dengan kata lain, pemeliharaan  Tuhan terlihat, dinyatakan dalam penyertaanNya. God’s providence reveals in His presence with us! Penyertaan Tuhan pada kita bukti bahwa Tuhan memelihara kita. Dan akhirnya  Penyertaan Tuhan menyatakan bahwa Yesus Kristus itu hidup, berkuasa! Dia adalah Anak Allah, Juruselamat kita yang menyertai kita. Amati Markus 4:35-41. Nats yang mungkin sudah biasa bagi kita. Perhatikan 2 bukti bahwa penyertaan Tuhan bukti pemeliharaan Tuhan.

(1) Taufan, ombak & penyertaan Yesus Kristus (35-37).
Meskipun Yesus Kristus beserta kita, Ia juga memelihara kita dengan mengijinkan masalah dalam kehidupan kita. Yesus Kristus yang menyuruh para murid ke seberang danau Galilea. Dia mengetahui apa yang akan terjadi (35). Ayat 36, Yesus menyertai  para murid di perahu. Ia hadir dan menyertai dalam kehidupan kita juga. Ayat 37, taufan tiba-tiba datang dan ombak masuk ke dalam perahu yang ditumpangi para murid dan Yesus Kristus sehingga para murid ketakutan. Mengijinkan taufan dan ombak datang merupakan bentuk dari pemeliharaan Yesus Kristus untuk kita.  Why? Kita tidak bisa merasakan pemeliharaan Tuhan, kalau kita tidak pernah ada masalah.

Ia adalah sumber belas kasihan, penghiburan dan kuasa.  Waktu ada masalah besar yang sangat menakutkan, Tuhan makin “terlihat” sebagai sumber kekuatan dan penghiburan (lihat 2 Korintus 1:4-5). Masalah yang besar dan tidak ada jalan keluar menyatakan ketidakmampuan dan juga kebutuhan kita pada Tuhan. Dan Yesus Kristus beserta dengan kita untuk menyatakan pemeliharaanNya dalam hidup kita.

(2) Penyertaan Yesus Kristus & karakterNya (38-39).
Perhatikan: Kehadiran Tuhan tidak bisa dipisahkan dengan karakter Tuhan dan karakterNya menyatakan pemeliharaanNya pada kita. Yesus berkata pada para murid yang sedang ketakutan  karena perahu  mereka mau dipenuhi air: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Dengan kata lain, Yesus berkata bahwa ada Aku, jangan takut. Percayalah padaKu. Hal sama dikatakan Yesus pada para muridNya yang sedang ketakutan pada waktu  melihat Yesus berjalan di atas air : “Tenanglah! Aku ini, jangan takut! ‭(Markus‬ ‭6:50‬ ). Joshua diingatkan pada penyertaan Tuhan. Penyertaan Tuhan sebagai alasan untuk tetap semangat, menjadi kuat dan tidak menjadi takut.

“Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.” (Yosua‬ ‭1:9‬). Dalam Ibrani 13:5 dikatakan agar kita belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada, tidak kuatir soal uang dan tidak menjadi hamba uang  karena Tuhan beserta kita (  “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”).

Kehadiran Tuhan tidak dipisahkan dengan karakterNya yang menjaga, menguatkan, menghibur. KehadiranNya menyatakan pemeliharaanNya pada kita. His presence displays His providence to us.

Manusia sebaliknya, kehadirannya seringkali tidak sama dengan karakternya. Apalagi pada waktu kesusahan atau waktu dibutuhkan, kehadiran kita seringkali tidak memenuhi, menguatkan pasangan atau teman kita. Sedangkan, Yesus hadir selalu memenuhi kebutuhan waktu itu! Coba kita tanya pada isteri kita atau teman kita : “Waktu engkau susah, apakah kehadiran saya cocok dengan karaker yang  dibutuhkanmu? Atau sebaliknya membuat kecewa? Tidak menolong, tidak berguna, tidak membangun? Apakah  Kehadiran saya dalam hidupmu tidak membawa pengaruh dalam hidupmu? Atau lebih baik hidupmu tanpa kehadiranku?” Kehadiran Yesus selalu membawa pengaruh yang baik bagi kita karena karakterNya dan karakterNya itu selalu menyatakan pemeliharaanNya pada kita.

Perhatikan 2 karakter/sifat Yesus Kristus yang menyatakan pemeliharaanNya dari  Markus 4:35-41: Kepedulian Yesus Kristus (His caring) dan kebesaran/kemahakuasaan Yesus Kristus (His greatness).

Setiap kali kita ingin minta  tolong pada seseorang, ingatlah 2 hal ini:

(1) Apakah ia mau, peduli dengan kita?
(2) apakah Ia bisa, mampu menolong? Manusia sering dan bisa mengecewakan kita, tetapi Tuhan Yesus tidak pernah dan tidak akan mengecewakan kita. Ia peduli dan mampu menolong kita!

A. Kepedulian Yesus Kristus (38)

Para murid membangunkan Yesus yang sedang tertidur dan berkata bahwa apakah Yesus peduli dengan mereka. Untuk menyatakan kepedulianNya pada para murid, Yesus bangun dan menghentikan taufan dan ombak.
Yesus selalu mau menolong kita, selalu peduli dan belas kasihan pada kita. Mujijat Yesus Kristus terjadi, dimulai karena Yesus penuh belas kasihan, rasa peduli yang sangat
besar sekali terhadap kebutuhan orang pada waktu itu.  Ia pun peduli pada kita meskipun kita lambat untuk belajar ( slow learner), sama seperti para murid Yesus,  mengerti dan meyakini Yesus Kristus adalah pemelihara hidup kita. Ia tidak pernah tertidur untuk peduli pada kita. Pemazmur berkata : “Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.” (Mazmur 121:2-4).
‭‭
B. Kemahakuasaan Yesus Kristus (39)
KehadiranNya tidak saja menyatakan kepedulianNya, tetapi juga kehadiranNya menyatakan kemahakuasaanNya! Dalam ayat ini, Yesus menyatakan kebesaran dan kuasaNya. Ia tertidur di tengah perahu yang dipenuhi air, taufan dan ombak yang besar. Bisakah kita tertidur nyenyak ditengah masalah yang besar kita hadapi? Yesus berkuasa atas alam. Taufan dan ombak dihentikanNya!

Untuk memelihara dibutuhkan kekuasaan yang besar. Itulah sebabnya manusia atau apapun juga  tidak bisa memelihara hidup kita karena tidak mahakuasa! Hanya Tuhan Yesus yang sanggup memelihara hidup kita karena Ia mahakuasa. Injil Markus sengaja mengakhiri bagian ini dengan pertanyaan para murid yang belum mengetahui siapa Yesus sesungguhnya (“Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?” Ayat 41). Pertanyaan ini ketika para pembaca membaca pertanyaan ini, Markus ingin menjawab bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, sehakekat dengan Allah, yang hidup dan Juruselamat manusia! Yang bisa menghentikan taufan dan ombak adalah Tuhan; maka Yesus adalah Tuhan! Perhatikan konteks ini, menyatakan kekuasaan Yesus.  Dalam ayat 39, Yesus berkuasa atas alam. Dalam Markus 5:1-20, Yesus berkuasa atas roh jahat. Dalam 5:21-34 Yesus berkuasa atas penyakit. Dalam 5:35-43, Yesus berkuasa atas kematian. Kemahakuasaan Yesus sebagai jaminan atau dasar pemeliharaanNya atas hidup kita. Bisa kita katakan:  “Hanya orang bodoh saja tidak mempercayakan diri pada Tuhan!”

Bagaimana kebenaran ini, kehadiran  Yesus  menyatakan pemeliharaanNya, relevan dalam kehidupan kita.
‭‭
(1) Kita terus menghidupkan iman kita pada Tuhan Yesus, bukan pada situasi atau kekuatan kita sendiri (4:40-41).
Iman kita bertumbuh bukan lagi “tidak ada ombak, tidak Ada badai kehidupan” . Dalam nats ini, para murid kelihatan nya belum percaya, tidak percaya,  tidak punya iman. Masalah utamanya bukan masalah yang kita hadapi, tetapi iman kita pada Yesus!

Yesus berkata pada para murid dalam ayat 40: ” “Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Bisa ikut aktivitas, tetapi tidak punya relasi dengan Yesus Kristus. Ikut aktivitas rohani, tetapi tidak percaya pada pribadi yang menjadi pusat penyembahan. Meskipun sudah percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tetapi tidak meyakini kasih, kepedulianNya dan kemahakuasaanNya! Selalu kita ingat “Mengetahui dan meyakini kemampuan (His capability) Yesus Kristus menentukan level ketenangan or kekuatiran hidup kita.”

Kita harus ingat, selalu ada masalah dalam kehiduoan kita. Kita harus ingat juga: Jesus is with us, Jesus is for us and Jesus in us! Dia lebih besar dari masalah kita. Remember: ” you are from God and have overcome them, for he who is in you is greater than he who is in the world!”  Tidak ada jalan pintas bersama Tuhan, selalu ada masalah. There is no shortcut in our journey with Jesus! Kita harus selalu ingat bahwa selalu ada masalah dalam kehiduoan kita. Kita harus ingat juga: Jesus is with us, Jesus is for us and Jesus in us! Dia lebih besar dari masalah kita. Remember: ” you are from God and have overcome them, for he who is in you is greater than he who is in the world!” (1 Yohanes 4:4).

(2) Bersama Yesus Kristus, kita harus mempunyai mental pemenang, sikap pemenang.
Sikap pemenang tidak didasarkan karena kita, usaha kita, kemampuan kita, jabatan kita, ketekunan atau kegigihan kita. Sikap pemenang yang kita miliki karena bersama Yesus dan apa yang sudah Yesus kerjakan bagi kita.
@ 1 Korintus 15:57- bersama Yesus, kita sudah menang! “But thanks be to God, who gives us the victory through our Lord Jesus Christ.”  Kalau hal yang besar, tidak bisa dilakukan manusia seperti mengalahkan,  mengampuni  dosa dan mengalahkan kematian sudah dilakukan Yesus Kristus, mana mungkin Ia tidak bisa menolong kita dalam menghadapi masalah dalam kehidupan kita.
@ 2 Korintus 2:14- bersama Yesus Kristus selalu menang  “But thanks be to God, who in Christ always leads us in triumphal
@ Roma 8:37 – bersama Yesus Kristus yang mengasihi kita, maka kita lebih dari pemenang  “No, in all these things we are more than conquerors through him who loved us.”

Jangan mempunyai mental ViCTIM/ korban, tetapi harus punya mental VICTORY/pemenang karena apa yang Yesus sudah kerjakan di kayu salib untuk kita. His presence reveals His providence! Orang yang mempunyai “korban/ victim mentality” bersikap seperti orang yang kalah. Mereka mudah untuk menyerah, penuh penyesalan, suka menyalahkan orang atau situasi, tidak mau brtanggungjawab atas tindakannya, suka memberikan alasan-alasan (always excuses). Sebaliknya seorang yang mempunyai mental pemenang dalam Kristus berbeda.

Victorious people in Christ  will never, never, never give up because we are a winner, always a winner, more than a conqueror through Jesus Christ! Situasi yang susah tidak berarti anda orang kalah. Dalam Kristus Yesus, Ia sanggup bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita untuk kemulianNya. Yesus sangat peduli hidup anda. Yesus sangat berkuasa atas hidup ini. Yesus selalu menyertai anda! Punyalah iman yang Besar pada Yesus Kristus! Tubuh dan cita-cita boleh hancur, tetapi pengharapan tidak boleh hancur dalam Yesus Kristus.

Post a comment

X