Servants of Christ

  


[30/52] Annabelle
Davi Ozolin / Foter.com / CC BY-NC-SA

Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 24 November 2013

Pandangan kita pada Kristus akan mengubah hidup kita; seberapa besar kita tahu kasih Tuhan pada kita (bahwa kita adalah lebih dari pemenang, more than conquerors), belas kasihan Kristus (sehingga kita punya belas kasihan pada orang lain di sekitar kita), Kristus yang menjadi sumber air hidup (sehingga kita tidak akan “haus” lagi dalam dunia ini).

Dalam 1Korintus 4:1-2 (baca juga sampai ayat 5), dikatakan bahwa kita adalah pelayan yang harus dipercayai dan setia. Dalam hidup kita, mungkin kita bisa menyebutkan beberapa orang yang kita bisa percayai dalam hidup ini. Semakin kita mengerti identitas kita sebagai anak dan pelayan Tuhan, semakin kita akan mudah untuk setia dan dipercayai.

IDENTITAS KITA

“As servants of Christ and stewards of the mysteries of God”

Paulus tahu benar siapa dirinya; dia (dan kita seharusnya), tidak mementingkan apa kata orang atas kita, tapi apa yang Tuhan katakan pada kita. Kita sering ikut dunia dan mau dipandang oleh orang lain. Tapi di sini dikatakan bahwa identitas kita adalah sebagai hamba-hamba Kristus!

“hamba-hamba Kristus” (servants of Christ); Istilah hamba pada dunia waktu itu ada banyak: doulos (budak), diakonos (pelayan), dan yang dipakai disini: “huperetes” (pendayung yang di bawah – pada waktu itu yang mendayung di bagian paling bawah kapal adalah budak-budak) dan “oikonomos” (oikos:rumah dan nomos:peraturan/hukum, seorang steward, seorang pimpinan dari para budak di sebuah rumah yang diserahkan tanggung jawab oleh yang punya).

Istilah-istilah ini dipakai Paulus untuk jemaat Korintus yang sombong (dan juga untuk kita), yang mengingatkan kita siapa posisi kita, yaitu seorang budak Kristus! Pekerjaan mulia yang diberikan pada orang yang hina dan tidak layak!

KONSEKUENSI

[1] Tuhan adalah pemilik segalanya
Tuhan lah yang memiliki semuanya: kita dan apa pun yang ada di dunia ini, termasuk kepunyaan kita. Kita hanya punya hak pakai saja!

[2] Tuhan memberikan kepercayaan itu pada kita
Tuhan memberikan kesempatan pada kita untuk mengelolanya: anak, pekerjaan, yang diberikan Tuhan untuk kita, supaya kita dipercayakan dan bertanggung jawab.

Itulah sebabnya dalam Kolose 3:23 dinasihatkan bahwa apa pun yang kita lakukan, kita lakukan untuk Tuhan. Karena Tuhan lah yang pemilik semuanya.

Dalam ayat 3-5 (1Korintus 4), juga dinasihatkan betapa kita tidak boleh menghakimi sesama kita; karena Tuhan lah yang hakim dan yang tahu kondisi hati kita. Kita sering terlalu cepat untuk menghakimi orang lain, merendahkan orang lain dengan alasan supaya kita membanggakan diri sendiri. Padahal kita semua adalah budak dan pelayan Kristus, yang dipercaya oleh Allah – bukan hanya sekedar hubungan horizontal, tapi terutama hubungan vertikal kita kepada Dia.

TUNTUTAN

“…bahwa mereka ternyata dapat dipercayai” (that they be found faithful – ESV)

Salah satu tuntutan Tuhan adalah kesetiaan. Tuhan tidak mencari orang yang kaya dan pintar. Tapi Dia mencari orang yang setia, yang bersedia. Kesetiaan dicari dan dibutuhkan di mana saja – di rumah tangga, di gereja, di pekerjaan, di pemerintahan, dimana saja.

Kesetiaan akan lebih mudah dipupuk dan bertambah kalau kita semakin sadar bahwa kita bertanggung jawab kepada Tuhan! Ada pimpinan, pengawas atau tidak, kita tetap bekerja dengan baik. Ada masalah apa pun juga, kita mengerti bahwa kesetiaan kita adalah kepada Tuhan, sebuah pengertian bahwa Tuhan yang memberikan dan akan diminta pertanggung jawaban.

Ketidak setiaan akan selalu menimbulkan masalah (dalam studi, atau apa saja). Tuhan tidak pernah bergantung pada orang. Dia bisa memilih orang lain yang bisa dipercaya dan diserahi tanggung jawab. Saat tidak setia, Tuhan bisa untuk tidak memakai kita lagi (baca lagi perumpamaan tentang Talenta)

Saat tidak setia, kapasitas kita untuk bertumbuh pun juga tidak akan ada lagi!

Kesetiaan diikuti dengan komitmen. Lukas 16:10 menasihatkan supaya kita setia pada perkara yang kecil, sebelum diberikan perkara besar oleh Tuhan. Kesetiaan dan kepercayaan harus dipupuk dari kecil. Bukan nanti, pada saat kita diserahi tanggung jawab yang besar oleh Tuhan, tapi dari apa pun juga, seberapa kecil nya pun! Orang yang tidak setia selalu banyak excuse, suka menunda-nunda, dan malas.

Sudahkah kita menjadi pelayan Tuhan yang setia? Seberapa besar kita bisa dipercayai? Semakin kita mengerti siapa diri kita di hadapan Tuhan, kita akan semakin setia dan bertanggung jawab dalam posisi apa pun kita! Biarlah kiranya kita terus menjadi pelayan Tuhan yang setia, bertanggung jawab, dan bersyukur atas kasih Tuhan yang sudah mempercayakan tanggung jawab pada kita. Kesetian tidak sebentar, tetapi lama dan terbukti. Setialah dari sekarang!

Post a comment

X