Kelegaan bagi jiwamu

  


Stephanus Pradhana
Seri Walking with Jesus
Ringkasan khotbah 14 Februari 2021
Matius 11:28-30

Kesibukan kita membuat kita merasa berharga, produktif. “To be busy is to be valuable, needed, desired, and justified. It gives us a feeling of importance”. Sosial media di jaman ini pun juga demikian – kita berusaha dan berusaha supaya mendapatkan penerimaan, mencari validasi. Demikian hal nya terkadang dengan pelayanan di gereja yang terkadang kita pakai untuk mencari validasi dari Tuhan, atau dari orang lain.

Namun hasilnya selalu sama, hidup kita menjadi lelah dan terasa berat.

Hidup yang melelahkan ini juga dialami oleh orang Israel dalam perbudakan Roma; banyak yang hidup dalam kemiskinan, tekanan dari ototitas agama (ahli Taurat dan Farisi – Lihat Matius 23:4; yaitu beban untuk mematuhi hukum Taurat + peraturan-peraturan tambahan “praktis”, karena mereka percaya kalau orang Israel semua taat, Allah akan mengirimkan Mesias untuk melepaskan mereka dari perbudakan Mesir).

Kepada orang yang letih lesu dan berbeban berat:

[1] Come to Jesus (ayat 28)
Datang pada Yesus, tidak ada cara lain

[2] Kelegaan adalah sebuah pemberian, bukan transaksi (ayat 28)
Kita tidak perlu apa-apa untuk mendapatkan penerimaan dan mendapatkan kelegaan, karena kelegaan adalah pemberian semata-mata.

[3] Kita menerima kelegaan dengan memikul kuk Yesus dan belajar dariNya (ayat 29)
Yesus tidak memberikan peristirahatan dengan mengambil semua tanggung jawab, tapi dengan memberikan kuk yang ringan. Hidup santai pun tidak bisa memberikan ketenangan hidup.

Apa sih kuk yang Yesus pasangkan pada kita? Yaitu hidup yang setia, dan taat akan ajaran Kristus.  Lalu pertanyaan berikutnya, bukan kah ini sama saja? Kalau kita lihat di Matius 11:30, kuk yang dipasang ini enak dan beban nya ringan. Ini bukan berarti Yesus menurunkan standar hukum Allah! Lihat ayat 29: yaitu karena Yesus lemah lembut dan rendah hati (gentle and lowly in heart).

Yesus tidak seperti ahli taurat yang terus memberikan beban tanpa perduli apakah orang sanggup memikulnya atau tidak. Tapi Yesus lemah lembut dan rendah hati. Pertanyaan berikutnya, tahukah kita dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus lemah lembut dan rendah hati?

Terkadang kita sering melihat/mengganggap Allah sebagai Allah yang mudah murka atas dosa kita (apalagi yang diulang-ulang), dan perlu di senangkan.

Apa artinya Yesus lemah lembut?
Ketika Yesus melihat kita dengan segala kelemahan dan ketidak berdayaan kita, Dia menerima kita dengan tangan terbuka dan tidak melampiaskan kekesalan. Dia memanggil kita untuk selalu datang kepadaNya.

Maukah kau terlepas dari beban berat? Percayalah Yesus adalah Tuhan yang lemah lembut dan rendah hati, dan percayalah dengan sungguh-sungguh.

“Rest is not a relaxation of the demands of righteousness but a new relationship with God which makes it possible to fulfil them. It is not the removal of any yoke, but a new and “kind” yoke which makes the burdens “light” – R.T France.

Kita tidak perlu membuktikan diri pada Tuhan, atau bahkan pada diri kita sendiri dan orang lain. Kita bisa tenang dan lega di dalam Kristus yang lemah lembut. Walaupun kita hidup di tengah penolakan dan hidup yang berat, kita bisa tenang di dalamNya.

Kita bisa melihat di dalam firmanNya, betapa Yesus lemah lembut pada orang berdosa seperti perempuan yang berzinah yang mau dilempari batu, perempuan Samaria yang mencari air di sumur, Zakheus, orang yang di salibkan di sebelah Yesus, dan sebagainya.

He is gentle and lowly, dan itu yang akan memotivasi kita untuk mengikuti dan mematuhi ajaran Kristus.

Post a comment

X