Mengatasi kemarahan

  


Seri Wisom in Living
Ringkasan khotbah 17 Oktober 2021
Yakobus 1:19-21

Manusia cenderung mempertahankan diri nya kalau dikritik, apalagi topik-topik seperti hari ini tentang emosi kemarahan. Kiranya hari ini Tuhan melembutkan hati kita semua. Emosi kemarahan umumnya adalah emosi negatif yang tidak memuliakan Tuhan.

Riset menunjukkan COVID-19 lockdowns menyebabkan masalah rumah tangga, KDRT, dll karena seringnya bertemu dengan pasangan dan emosi yang tidak terkontrol. Marah ada yang netral, dan ada juga yang negatif/marah yang berdosa. Emosi kemarahan bisa menghancurkan relasi.

Efesus 4:26-27 menulis ada nya marah yang tidak berdosa, yang netral tapi bisa menjadi berdosa.

Marah umumnya ada sebabnya: hurt, frustrated, fear/insecure. Ada 2 macam orang marah:
– Orge (Yakobus 1:19-20): marah yang ditekan atau di tahan (repressed) dan umumnya bisa meledak suatu hari
– Thumos (Efesus 4:31, Kolose 3:8, geram) – marah yang mudah meledak (eksplosif)

Bagaimana mengatasi amarah (Yakobus 1:19-20)

[1] Cepat mendengar

Orang yang tidak mau mendengar (dan orang yang suka marah) umumnya egois. Orang pemarah mau membenarkan diri nya sendiri. Dalam bahasa Mandarin, kata mendengar sebenernya terdiri dari 5 komponen: Ears, eyes, mind, heart, undivided attention (to focus)

[2] Lambat berkata-kata

Belajar untuk bertanya, jangan suka asumsi. Dan banyak masalah yang terjadi karena asumsi-asumsi dan pikiran yang sok benar sendiri. Bertanya mengajar kita untuk tidak langsung marah dan meledak.

Lihat juga ayat-ayat di Amsal 15:1, Amsal 14:29.

[3] Lambat marah

Yang bisa menjamah hatimu hanyalah firman Tuhan yang tertanam di dalam hati. Istilah berkuasa dalam ayat 21 dipakai dari kata dinamit, menunjukkan kuasa yang hebat, yang eksplosif!

”terimalah dengan lemah lembut” menunjukkan kata imperatif, kita mau membuka diri dengan kerendahan hati dan membiarkan Yesus membebaskan dan memurnikan kita melalui firmanNya!

 

Post a comment

X