Tidak ada penghukuman (No condemnation)

  


Pdt Victor Liu
4 Oktober 2015

Rekaman Praise & Worship

  1. Come Thou Fount
  2. I’m not ashamed
  3. Made alive
  4. Beneath The Waters (I Will Rise)

Roma 8:1-4

“Demikianlah” = “Therefore”, itu berarti ada sebab akibat, yaitu Roma pasal 1-7 secara keseluruhan. Apa sebab akibatnya? Yaitu karena kita berdosa, karena kita bergumul dengan dosa, dan Yesus mati di kayu salib untuk membenarkan kita sebagai ganti penghukuman kita.

Tekanan ayat 1 ini adalah pada “tidak ada penghukuman” (“no condemnation”).

THERE IS NO CONDEMNATION IN JESUS CHRIST

Ini bukan berbicara soal penghakiman, tetapi tentang penghukuman di masa datang. Karena setiap manusia harus bertanggung jawab atas perbuatan dan dosanya. Manusia yang sudah percaya Kristus pun akan bertanggung jawab atas perbuatan dan dosa nya di dunia di tahta pengadilan Kristus (2Korintus 5:10) – ada penghakiman, ada rewards. TETAPI tidak ada lagi penghukuman.
Sedangkan manusia yang tidak percaya pada Kristus akan dihadapkan pada tahta putih (The Great White Throne), yang dimana mereka akan dihukum selama lama nya.

FREE FROM CONDEMNATION

Free from the punishment for sins/penalty of sins

Mungkin kita menimbang nimbang perbuatan baik kita dan merasa bahwa kita cukup baik (kita tidak merampok, membunuh, dan sebagainya). Tetapi alkitab berbicara mengenai hati yang berdosa, karena itu tidak ada yang bisa menjamin bahwa perbuatan kita akan menyelamatkan kita. Karena kita tahu dalam hati kita bahwa kita orang berdosa, hati kita kotor dan penuh dosa. Karena itulah kita harus diadili dan dihukum atas dosa kita (saat dari kita kecil sampai sekarang), karena dosa tidak bisa dibiarkan.

Tetapi kita (pengikut Kristus) sudah bebas! Karena Yesus Kristus mati untuk kita, untuk mengampuni dan membenarkan kita, sebagai ganti hukuman kita. Darah Kristus menyucikan kita.

Free from the power of sins

Kekristenan mengubah dari dalam, bukan behavioral. Dahulu manusia lama kita dikuasai dosa, sekarang dosa tidak ada lagi kuasanya karena sudah dikalahkan oleh Kristus di salib.

Roma 8 ayat 2 memperkenalkan sesuatu yang baru, yaitu peranan Roh Kudus dalam hidup kita! Kita bisa melihat peranan Allah yang mengasihi dan mengampuni kita, peranan Kristus di salib sebagai ganti hukuman dan memerdekakan kita, dan sekarang ada kemampuan (power of living) melalui sebuah pribadi Tuhan yang lain, yaitu Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita.

LIBERATION THROUGH THE LAW OF THE LIFE-GIVING SPIRIT IN CHRIST JESUS

Roma 1:2 – “For the law of the Spirit of life has set you free in Christ Jesus from the law of sin and death”.
Hukum Taurat adalah baik, spiritual. Yang bermasalah adalah kita, bukan hukum. Hukum Roh Kudus membebaskan dan memperbaharui kita sedangkan hukum (Taurat) selalu menuntut dan menghakimi dosa kita.

Roma 8:4 – sekarang kita dipimpin dan dituntun oleh Roh Kudus, dimana kita bisa bebas dari hukum dosa. Saat kita menuruti dosa kita, kita akan menjadi malu/ingin bersembunyi/tidak mau bersekutu dengan orang-orang Kristen lainnya. Tapi saat kita ikut terus tuntunan Tuhan, kita bebas.

Karakter seseorang baru terlihat saat kita diberikan kebebasan (A.W Tozer). Saat kita sendirian di rumah dan tidak ada yang melihat, apakah kita ikut pimpinan Tuhan?

Roma 8:3 menjelaskan tidak ada seorang pun yang bisa memenuhi seluruh hukum Taurat, hanya satu, yaitu Yesus Kristus – yang menunjukkan Yesus adalah manusia yang “dalam daging, dan serupa dengan daging” seperti diri kita, tapi Dia tidak berdosa.


Apakah kita dikejar rasa bersalah saat ini karena dosa kita? Ataukah kita selalu merasa kalah atas dosa kita?
Bagus kalau kita merasa bersalah atas dosa kita dan memanggil kita pada pertobatan. Tetapi kalau rasa bersalah kita selalu membuat kita mempertanyakan apakah kita masih diterima Tuhan atau tidak, itu salah!

Kristus sudah mengampuni dosa kita di kayu salib, membenarkan sehingga kita diterima oleh Allah. Bahkan Paulus punya masa lalu yang amat parah dimana dia selalu menganiaya dan membunuh pengikut Kristus. Dan di akhir hidupnya kita bisa membaca bahwa dia ingat lagi akan dosanya, TETAPI, dia menyatakan bahwa dia orang paling berdosa di antara orang berdosa. Semakin Paulus ingat dosa nya semakin dia ingat kasih karunia Kristus yang besar untuk dia.

Saat kita jatuh dalam dosa, ingat anugerah dan kemurahan Tuhan pada saudara. Kasih yang begitu besar kiranya memanggil kita untuk kembali kepada Dia, membebaskan kita.

Kiranya kita pun juga bisa belajar melakukan apa yang Tuhan sudah lakukan pada kita kepada orang lain. Kita bisa mengasihi dan mengampuni karena Tuhan sudah mengasihi dan mengampuni kita terlebih dahulu.

Sungguh menyedihkan bagi orang Kristen kalau kita sudah tahu bahwa kita orang berdosa yang sudah diampuni dan dikasihi Tuhan (bahkan sampai Dia mati di salib untuk kita), tetapi kita malah menuding dan menghakimi sesama kita.

Post a comment

X