The Power of Gospel

  


30 Oktober 2016
Pdt Victor Liu

Baca juga ayat 14-15. Kuasa Injil bekerja pada jemaat di Roma. Waktu itu tidak ada rasul yang membuka jemaat di Roma (bahkan Paulus pun tidak), tetapi buku Kisah Para Rasul menceritakan bahwa orang-orang Yahudi yang datang ke Yerusalem lah sewaktu Pantekosta yang dijamah untuk percaya Kristus dan kembali ke tempat asalnya (termasuk Roma) yang mengabarkan Injil Kristus.

“For I am not ashamed of the gospel” – tidak malu pada Injil. Kita malu biasanya kalau melakukan kesalahan, kalau kita merasa tidak nyaman (contoh memakai baju olah raga dalam sebuah pesta pernikahan), atau bisa juga kalau kita merasa dipermalukan dalam situasi tertentu.

Bisa juga kita malu karena ada yang tidak signifikan dalam hidup kita, merasa tidak berarti. Paulus tidak malu terhadap Injil karena dia tau message dari Injil sangatlah berarti, sangatlah berharga.

Kita kadang merasa malu saat harus berdoa dalam rumah makan, atau saat dilihat orang. Kalau kita begitu saja sudah malu, apalagi mengabarkan Injil!

Paulus memberikan asalan kenapa dia tidak malu pada Injil (baca lagi Roma 1:16-17).

[1] Injil adalah kekuatan Allah (yang menyelamatkan setiap orang yang percaya) – ayat 16

Injil bukanlah kekuatan manusia, dan the power of the Gospel mengubah dari dalam, bukan dari luar! Istilah dari bahasa asli nya dipakai seperti sebuah dynamo atau dinamit yang memiliki kekuatan dan kuasa (ledakan) yang sangat besar.

Perhatikan juga di sini dikatakan “menyelamatkan setiap orang yang percaya”, bukan semua orang (universalism). Yesus mati untuk semua orang tapi hanya mereka yang percaya kepadaNya yang diselamatkan dan masuk surga.

Apakah itu Injil? Injil adalah kabar gembira bahwa Tuhan Yesus Kristus mati di kayu salib untuk menyelamatkan dan menebus dosa kita (yang tidak bisa ditebus dengan apa pun, dan hanya hukuman kekekalan yang menunggu kita). Yesus mati sebagai ganti hukuman untuk kita. Kita yang percaya pada Kristus, diselamatkan oleh kuasa dan kasihNya. Manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri!

Uang, anak, posisi, dan apa yang kita punyai atau nikmati bisa menguasai kita dan membuat berhala dalam hidup kita (kita bergantung padanya, dipuaskan olehnya)

Setiap orang bergumul dengan dosa, dan kalah dengan dosa (bukan hanya perbuatan, tapi juga pikiran dan hati). Kebutuhan manusia untuk bisa diampuni dari dosa selalu sama dari dulu sampai sekarang, karena itu Injil Kristus selalu relevan untuk kita yang hidup di masa apa pun!

Christmas displays God’s power!

[2] Injil Yesus Kristus menyatakan kebenaran Tuhan (dengan kita diselamatkan oleh iman) – ayat 17

Manusia berdosa, dan selalu mencari cara untuk menebus dosa nya (agama = usaha manusia supaya bisa diterima dan diampuni dengan melakukan perbuatan baik atau ritual-ritual).

Kecenderungan manusia adalah meninggikan diri dan merendahkan orang lain. Dengan ritual atau perbuatan, kita akan cenderung memandang rendah orang lain yang kita rasa tidak melakukannya (atau tidak sebanyak kita). Tapi Injil adalah kebenaran Allah bahwa SEMUA orang berdosa, dan hanya anugerah Tuhan yang menyelamatkan dan melayakkan kita!

Kalau kita percaya kuasa Tuhan yang sudah menyelamatkan kita, maka kita juga harus percaya bahwa Tuhan pun memberikan kekuatan pada kita dalam menjalani hidup ini (kekuatiran, masalah, dll) dan dalam pergumulan kita akan dosa! Terkadang kita hanya berhenti pada pesan Injil dimana kita diselamatkan oleh iman, dan selesai sampai di sana. Padahal kita diselamatkan oleh iman DAN kita pun juga hidup oleh iman!

Rasul Paulus mengutip dari Habakuk 2:4. Nabi Habakkuk banyak bertanya-tanya tentang situasi yang di alaminya waktu itu. Habakkuk tinggal di Yerusalem dengan suasana yang kacau (pemerintahan korup, dosa dimana-mana, penyembahan berhala, dan sebagainya). Tuhan menjawab Habakkuk bahwa akan ada keadilan, hukuman pada bangsa Israel dan penghancuran (oleh bangsa Babel). Habakkuk bertanya lagi (bagaimana mungkin bangsa pilihan Tuhan akan dihancurkan oleh Tuhan sendiri) dan Tuhan menjawab bahwa di masa akan datang akan ada pemulihan dan penjagaan oleh Tuhan.

Tuhan mau menyatakan kalau Habakkuk harus mempercayakan diri dan semuanya pada Tuhan, dan hidup oleh iman!

Kata “malu” pertama kali muncul di Kejadian 3 (saat Adam dan Hawa merasa malu setelah mereka berbuat dosa dan melihat diri mereka telanjang). Tuhan menjanjikan mereka akan ada yang datang dari keturunan Hawa yang akan mengalahkan dosa. Dosa membuat malu dan membuat kita jauh, tapi kuasa Injil kebenaran Kristus memperbaharui dan menjamah kita. The power of the Gospel lebih besar dari dosa, kegagalan, dan masalah dalam hidup kita!

Dari rasa malu, kiranya kita diubah menjadi memiliki rasa terima kasih dan tidak lagi malu terhadap Injil Yesus Kristus! Injil Kristus mengubah mereka yang malu terhadap dosa mereka, mempunyai keyakinan dan kekuatan yang baru!

Sehingga pada saat kita share Injil Kristus, kita bersuka cita dan yakin bahwa ada kekuatan di balik semuanya, dan melihat betapa berharga nya Injil itu. Kita suka rela dan punya kewajiban mengabarkan nya (lihat ayat 14-15 – “I am under obligation” – ESV, “I am eager” – ESV). Ini semua juga karena Injil pun mengubah Rasul Paulus!

Post a comment

X