Sharing the Gospel as Your Lifestyle

  


Pdt Victor Liu
6 November 2016

Rekaman Praise & Worship

Kita tahu Injil (bahwa Yesus yang mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, bangkit kembali sehingga kita yang percaya padaNya, diselamatkan) itu berharga, Injil itu berkuasa, tapi sayangnya banyak dari kita yang tidak menjadikan penginjilan sebagai suatu gaya hidup. Dan bahkan banyak dari anak Tuhan yang tidak memancarkan terang Kristus

Kisah Para Rasul 2:42-47 (baca juga ayat sebelumnya untuk melihat konteksnya). Baca juga Kis 16:5. Dan dari perikop perikop lainnya, kita bisa melihat ketika Injil diberitakan, Tuhan bekerja. Gereja mula-mula melakukannya dengan suka cita (bukan dipaksa atau terpaksa), di tengah penderitaan dan penganiayaan yang terjadi pada saat itu. Gereja ada (dimana saja berada) karena selalu untuk menyatakan kabar gembira, untuk menjadi saksiNya.

Bagaimana bisa sharing Injil sebagai gaya hidup kita (belajar dari jemaat mula mula)

[1] Yesus harus mentransform hidup kita terlebih dahulu

Jemaat mula-mula percaya pada Kristus (3,000 orang), lalu ada perubahan yang terjadi dari dalam diri mereka. Sebelum gaya hidup kita berubah, hati kita harus berubah terlebih dahulu (inner transformation) – suatu kerinduan yang baru.

Mereka belajar firman Tuhan, menyembah Tuhan, berdoa, bersatu, dan bersama-sama mempunyai fellowship yang indah. Mereka juga generous dan terlihat oleh orang-orang. Kita hidup di dalam dunia yang egois dan selalu mementingkan diri sendiri, tapi jemaat mula-mula berbeda.

[2] Menolong orang yang membutuhkan

Jemaat mula mula bukan hanya sekedar berteman, tapi mereka memperhatikan kebutuhan satu sama lain. Sama hal nya dengan Yesus yang memperhatikan manusia yang berdosa, kebutuhan manusia akan Juru Selamat. Mereka tahu mereka ada dalam dunia untuk memberkati masyarakat di sekitarnya.

Dan ketika mereka berkumpul, memuji Tuhan, dan memberkati orang sekitar, di katakan di ayat 47 bahwa mereka disukai banyak orang. Orang-orang di sekitar nya memperhatikan dan melihat mereka! Mungkin mereka tidak setuju dengan iman jemaat mula mula, tapi mereka tidak bisa membantah apa yang dilakukan jemaat mula mula ini.

Tidak bisa kita pisahkan Injil dengan perbuatan baik pada masyarakat (dan juga sebaliknya). Lihat juga Efesus 2:10. Kekristenan bukan lah menjadi orang yang munafik. Kita ini buatan Allah (puisi Allah), dimana kita harusnya menjadi syair Allah yang indah dimana orang di sekitar kita bisa melihatnya.

[3] Share the Gospel

Setiap hari mereka bersaksi melalui hidup mereka dan pemberitaan Injil dan setiap hari Tuhan menambahkan jumlah mereka. Ketika Injil diberitakan, ada kuasa!

Jemat mula mula mengerti bukan mereka sekedar melakukan perbuatan baik dan kegiatan sosial, tapi mereka juga mengabarkan Yesus Kristus ke dalam dunia. Tidak dibutuhkan sekolah tinggi, atau pun lulusan teologia untuk mengabarkan Yesus Kristus.

Menurut Joe Aldrich (Lifestyle Evangelism), ada.3 metode dalam penginjilan: Proclamation, Confrontational, dan Incarnational/Relational. Ini kesempatan buat kita, yang mungkin bukan seorang pengkhotbah, tapi hidup kita bisa menjadi kesaksian indah untuk orang orang sekitar kita


Jadikan lah Yesus sebagai bagian hidup kita dan dari percakapan hidup kita. Tentu nya bukan setiap kali kita berbicara, tetapi pada saat yang tepat dan kata-kata yang tepat. Sehingga kita bisa menjadi berkat dan kesaksian yang indah, bukan terlihat seperti orang yang munafik dan sok suci.

Kiranya hidup kita bisa menjadi terang Kristus pada orang sekitar kita, sehingga kita bisa mengabarkan Injil dengan lebih efekif lagi.

Post a comment

X