Lepas dari masalah

  


17 Juli 2016
Pengkhotbah tamu Pdt Ayub Yahya

Yohanes 5:1-18

Ada saatnya dimana kita masuk ke dalam sebuah masalah yang berat, namun terkadang kita berusaha keras dan tetap tidak bisa keluar. Terkadang timbul pertanyaan-pertanyaan “dimanakah Tuhan?”, “Kenapa kita harus mengalami hal demikian?”. Mungkin penyakit keras, masalah dalam keluarga, atau problema pribadi – dan kita sudah berdoa sedemikian kerasnya tapi masalah itu tetap tidak kunjung selesai. Apakah kita sedang bergumul dalam situasi saat ini? Kiranya kisah di Yohanes ini bisa menguatkan kita!

Orang lumpuh ini sudah menderita selama 38 tahun, dan setitik harapan yang ada itu pun seolah-olah tidak tergapai. Ini bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dijalani. Kisah ini mau menunjukkan bahwa selalu ada harapan walaupun dunia ini seolah-olah tidak lagi menawarkan harapan?

Apa yang membuat si lumpuh ini keluar dari masalah nya?

Menyadari dan mengakui kelemahan

Orang bisa sembuh awalnya adalah saat orang menyadari dia sakit. Yang paling bahaya adalah penyakit yang tidak di sadari. Penyakit rohani lebih berbahaya daripada penyakit jasmani (karena umumnya tidak sadar).

Untuk sampai pada suatu kesadaran bahwa kita perlu di tolong, bahwa kita membutuhkan pertolongan, adalah kita menyadari bahwa kita sedang ada masalah dan membutuhkan bantuan! Kita malah cenderung mengelak dari masalah dan mencari pembenaran diri.

Tuhan Yesus memulai dengan sebuah pertanyaan “Maukah engkau sembuh?” – karena itu titik berangkat dari kesembuhannya. Saat orang tidak mau “sembuh” dan mulai mencari pembenaran kesana kemari, maka tidak akan ada perubahan yang terjadi dalam hidupnya.

Kesadaran adalah awal dari kesembuhan dan masalah kita. Iblis pintar dan mematikan kita punya kemauan (dengan mencari pembenaran sendiri), lalu perasaan kita (tidak lagi merasa berdosa, tidak lagi takut akan Tuhan).

Jangan menyerah

Bayangkan 38 tahun orang ini menanti kesembuhan, dan entah berapa lama dia menghabiskan waktunya di pinggir kolam itu dan berharap. Selama kita hidup, akan selalu ada peluang dan harapan sekecil apa pun untuk sampai pada sebuah situasi dimana kita bisa bersyukur pada Tuhan.

“Tidak ada pesta yang tidak akan berakhir, dan tidak ada perkabungan yang tidak berujung”

Sayangnya, orang sering menyerah di tengah jalan. Ke putus asa-an kita sering menghentikan kita bahkan sesaat sebelum kita “sampai ke tujuan”. Selama kita berusaha, akan selalu ada harapan.

Tetap beriman dan berharap dalam Tuhan

Kita mengakui masalah kita dan punya sikap tidak menyerah, itu semua bagus. Tapi kalau kita hanya pantang menyerah, kita bisa kesana kemari hanya supaya kita keluar dari masalah kita. Iman, menjaga sikap pantang menyerah kita supaya berjalan sejalan dengan kehendak Tuhan (Mazmur 105:5). Kita tidak hanya menyerah, tapi juga berserah pada Dia!


Ada pepatah, kalau menyangkut harta dan kepemilikan, lihatlah ke bawah, bahwa masih banyak orang yang lebih miskin dan berkekurangan dari kita. Kalau menyangkut posisi dan status, lihat lah ke atas bahwa masih ada langit di dalam langit, sehingga kita tidak menjadi sombong!

Apakah kita ada di tengah sebuah masalah dalam hidup ini sekarang? Sadari lah bahwa memang ada masalah (atau kekurangan yan terjadi dalam hidup kita), jangan menyerah, dan berharaplah pada Tuhan. Allah kita tidak pernah mengecewakan, dan selalu menepati janjiNya!

Akan ada masanya dimana kita bisa berjumpa erat dengan Kristus seperti si lumpuh ini.

Post a comment

X