Kejatuhan Manusia

  


By: Zach Dischner

Pdt Victor Liu
Ringkasan khotbah 22 Juni 2014

Strategi iblis untuk menjatuhkan manusia dari dulu sampai sekarang sebenarnya tidaklah jauh berbeda.

Mungkin ada pertanyaan mengapa Allah membiarkan Iblis menjatuhkan manusia dalam dosa. Alasannya:
– Saat Tuhan menciptakan manusia, manusia tidak lepas dari kejatuhan dosa. Manusia segambar dan serupa Allah, namun bukan berarti tidak dapat jatuh dalam dosa.
– Manusia dengan keinginannya (dalam suatu sikap bebas), dia taat kepada Tuhan. Cinta yang sejati tidak ada paksaan. Yesus pun dicobai, seperti Adam. Adam pertama jatuh, namun “Adam” kedua taat kepada Bapa!

Baca Kejadian 3:1-7

STRATEGI IBLIS UNTUK MENJATUHKAN MANUSIA (DULU SAMPAI SEKARANG)

[1] MEMILIH KELEMAHAN KITA (ayat 1)

Di sini iblis memilih perempuan untuk digoda. Paulus juga mengutip bahwa wanita yang pertama-tama digoda dan ditipu. Mengapa? Karena iblis menyerang bagian yang lemah. Setiap serangan, selalu diserang kelemahannya. Lukas 4:13 dikatakan bahwa iblis meninggalkan Yesus dan menunggu waktu yang baik (yaitu saat salah satu murid Yesus, Yudas yang cinta uang).

Hawa yang seharusnya menjadi pendukung, tidak menjadi pendukung. Pada hal ini, iblis tahu Hawa lebih lemah. Iblis bisa menyerang istri atau suami dalam sebuah keluarga supaya jatuh. Iblis selalu menyerang kelemahan kita, misalnya kalau kita punya self image rendah, kalau kita kurang penguasaan diri (seperti nafsu, dll), atau ketidak seriusan kita dalam kerohanian. Iblis tidak Maha Tahu tapi dia dan roh2 jahat memperhatikan kita setiap hari (1Petrus 5:8). Kalau kita suka bicara, kita bisa digoda dan dipakai untuk menggosipkan dan menjatuhkan orang, dan lain sebagainya.

[2] IBLIS MEMBUAT KITA RAGU AKAN TUHAN DAN FIRMANNYA (ayat 1)

Strategi iblis adalah supaya kita tidak memperhatikan konsekuensi/akibat. Setiap perintah dari Tuhan selalu ada konsekuensi, namun iblis pintar. Dia membuat kita meragukan Firman Tuhan sehingga kita goyah dan mempercayai kebohongannya.

Perhatikan ayat 2-3, bahwa apa yang diperintahkan Tuhan dan pengulangan Hawa sedikit berbeda.
Kejadian 2:16-17 “From anyfreely“.
Hawa: “From the fruit of the trees of the garden we may eat”.

“But from the tree of the knowledge of good and evil you shall not eat, for in the day that you eat from it you shall surely die”.
Hawa: “But from the fruit of the tree which is in the middle of the garden, God has said, “You shall not eat from it or touch it, or you will die”.

Kutipan Hawa menurunkan konsekuensi dari kesalahan/dosa. Setiap kejatuhan manusia dalam dosa, selalu kita mulai dengan merendahkan dosa kita. Saat kita melakukan dosa yang sama secara terus-menerus, kita akan merendahkan definisi dan konsekuensi dosa tersebut!

Iblis membuat manusia meragukan kebaikan Tuhan dan apa yang Tuhan sudah berikan pada manusia; seakan-akan Tuhan menahan kebaikanNya untuk kita.

Di Kejadian 3:4-5, perhatikan bahwa Iblis menyatakan bahwa tidak ada konsekuensi dan seolah-olah itu adalah hal yang biasa, yang baik. Saat kita harus menanti sebuah impian atau jawaban doa dan kita belum mendapatkannya, kita akan digoda seperti Iblis menggoda Hawa. Saat kita harus menunggu, Tuhan tahu itu yang terbaik untuk kita. Tapi iblis tidak akan tinggal diam, karena dia tahu kita benci menunggu!

Ketika Tuhan memberikan perintah, tanggung jawab kita adalah taat, bukan mencari tahu “mengapa/kenapa”. Abraham selalu taat pada perintah Tuhan, dia tidak pernah bertanya mengapa. Saat iblis menggoda, jangan pernah “diskusi” dengannya, karena pada saat itu pola pikir kita akan berubah dan jatuh dalam dosa. Kejadian 2:9 dikatakan semua pohon menarik dan baik untuk dimakan buahnya. Namun karena bujukan dan “rekomendasi” iblis, Hawa akhirnya jatuh.


Apakah engkau sedang meragukan kebaikan Tuhan saat ini? Apakah engkau sedang menanti sebuah jawaban doa yang belum dijawab-jawab? Hati-hatilah karena pada saat itulah kita lemah dan iblis selalu siap untuk menggoda dan menjatuhkan kita.

Kembali pada Tuhan dan FirmanNya! Jangan mau berdiskusi dengan iblis karena kita sangat mudah untuk meragukan kebaikan Tuhan dan jatuh dalam dosa, dan tidak memikirkan konsekuensi. Selalu ada alasan saat Tuhan memberikan perintah dan tanggung jawab kita hanyalah untuk taat karena itu yang terbaik untuk kita!

Post a comment

X