In the moment of crisis, hope confidently in God

  


Pdt Victor Liu
8 Januari 2017

Rekaman Praise & Worship

Menanti adalah hal yang menjemukan dan tidak disukai semua orang. Tetapi menanti dengan penuh pengharapan pada Tuhan adalah hal yang indah.

Baca Yesaya 40:27-31
Konteks: Bangsa Israel akan dihukum karena melawan Tuhan dan nantinya akan dibuang ke Babel. Melalui nabi Yesaya, Tuhan memberikan nubuatan atas apa yang akan terjadi pada mereka.

Dalam penantian, kita tidak tahu apa yang terjadi di masa datang karena keterbatasan kita. Perikop ini berkata orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan yang baru!

Isilah menanti dalam bahasa Ibrani nya adalah “qavah” – wait confidently, menanti dengan penuh keyakinan/kepastian. Kita punya keyakinan karena kita menanti dalam Tuhan. Tekanan yang menjadi obyek penantian di sini adalah Tuhan, bukan situasi atau sebuah obyek dari dunia. Tuhan yang macam apa sehingga kita bisa menanti dengan penuh keyakinan?

Tuhan yang hidup dan berkuasa (ayat 27-28)

Tuhan kita tahu situasi Israel pada saat itu (dan situasi kita) – Dia Tuhan yang memperhatikan dan tahu situasi kita. Kita sering dalam suasana terjepit, berteriak dan bertanya “Dimana Tuhan?”, sama seperti bangsa Israel waktu itu.

Ketika Tuhan tidak berbicara atau sepertinya berdiam diri, bukan berarti Tuhan tidak hidup. Dalam ayat 28 ditegaskan bahwa Dia lah yang menciptakan langit dan bumi, Allah yang Maha Besar. Sehingga tidak mungkin kalau Allah tidak sanggup untuk campur tangan dalam masalah kehidupan kita.

Manusia selalu menginginkan apa yang diinginkan, namun Tuhan yang berhikmat mempunyai keinginan yang berbeda untuk kita. Dan ketika kita menanti dengan penuh keyakinan pada Tuhan yang hidup dan berkuasa, kita akan tenang karena kita tahu Tuhan tahu yang terbaik buat kita.
Lihat juga 1Petrus 5:6.

Tuhan yang mau memberikan kekuatan bagi kita (ayat 29)

Tuhan ingin memberikan kekuatan – pada yang “lelah” dan “tiada berdaya”. Kalau kita merasa kuat, maka susah untuk nats ini diterapkan. Namun bagi mereka yang sungguh-sungguh merasa lemah dan butuh kekuatan dari Tuhan, Tuhan akan memberikan kekuatan. Manusia cenderung sombong dan ingin selalu in control, merasa dirinya kuat dan selalu melakukan yang dia bisa – sebelum akhirnya mencari Tuhan saat sudah genting. Kiranya ini tidak terjadi pada kita!

Di tengah penantian, Tuhan memberikan kekuatan sehingga kita bisa tenang. Kepuasan terhadap Kristus lah yang memuaskan dan memberikan suka cita di tengah penantian dan dalam situasi apa pun.

Kita harus dekat den punya hubungan erat dengan Kristus, karena dengan itu lah kita bisa terus mendapatkan kekuatan.

Perikop ini ditutup dengan ayat 31, sebuah ayat yang kita sering hafalkan.

Tuhan yang ingin kita terus berharap pada Dia (ayat 31)

Dan Tuhan menjanjikan bahwa mereka yang berharap pada Tuhan, tidak akan dipermalukan! Ada kekuatan baru dalam menantikan Tuhan, karena di tengah penantian, kita terus menggantungkan pengharapan pada Tuhan dan menaruh pikiran pada Tuhan. Dan seperti ayat sebelumnya katakan, Tuhan memberikan kekuatan bagi mereka yang lelah dan tiada berdaya.

Namun kalau kita fokus memikirkan pada situasi kita, maka semakin lama kita semakin merasa terjepit dan stress.

Dan Tuhan memberikan ilustrasi seperti burung rajawali, yang bisa terbang tinggi bahkan di tengah badai dan taufan. Demikian hal nya orang yang berharap dan menanti-nantikan Tuhan, di tengah krisis pun dia akan punya kekuatan dan tidak akan menyerah!

Post a comment

X