Hidup oleh Roh

  


Pdt Victor Liu
29 Mei 2016

Rekaman Praise & Worship

  1. Best for me
  2. Hidupku Takkan Sama
  3. BejanaMu
  4. Beneath The Waters (I will rise)

Dipimpin oleh Roh = Dipenuhi oleh Roh adalah istilah yang sama, dimana kita membiarkan hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus. Dan saat kita dipimpin oleh Roh Kudus, ada buah Roh sebagai hasilnya. Siapa kita di dalam Kristus lebih penting daripada apa yang sudah kita lakukan dan punyai.

Galatia 5:16-18, 24 (ayat 19-23 berbicara soal buah kedagingan dan buah Roh). Baca juga Kolose 3:3, 5. Daging (flesh) adalah “worldly desires within us”. Dan Rasul Paulus mengerti ada nya konflik ini yang ada dalam diri kita. Dipimpin oleh Roh Kudus bukan berarti juga bahwa kita pasif, tapi kita harus aktif untuk mengerti dan mau dipimpin.

Contoh konflik ini: misalnya kita bangun pagi dan datang dari jauh untuk berbakti pada Tuhan di hari Minggu, tapi waktu kebaktian kita mengantuk dan pikirannya kesana kemari. Atau kita ingin mencintai seseorang tapi sukar memaafkan karena mengingat kesalahan dia terus menerus.

Paulus setelah menjelaskan soal dipimpin oleh Roh, buah kedagingan, dan buah Roh, lalu menyimpulkan di ayat 24 bahwa kita harus mati/menyalibkan kedagingan itu. Bagaimana dipimpin oleh Roh Kudus? Pertama-tama Roh Kudus menolong kita supaya kita mati dalam kedagingan kita, lalu sesudah mati ke-aku-an kita, kita harus ada hidup dengan sikap yang baru. Tapi tidak berhenti di situ saja, kita harus menggantikan kegiatan yang lama itu dengan yang baru = seperti menanggalkan manusia yang lama, dan mengenakan manusia yang baru. Meninggalkan buah kedagingan menjadi buah Roh.

Kenapa kita harus mematikan kedagingan ini?
1) Alasan teologis:
Dari segi teologi dari Kolose 3 dan Galatia 5 tadi (dan Roma 6:6), karena kita sudah mati bersama Kristus dimana manusia lama kita mencintai dan diperbudak oleh dosa, tapi melalui pengorbanan Kristus di kayu salib dan bangkit lagi, maka kita sudah dibebaskan dari dosa (kita mati dan bangkit lagi bersama Kristus).

2) Penerapan dari teologi ini, kita tidak bisa bertumbuh dan berubah kalau kita tidak mati dari kedagingan kita. Mematikannya hanyalah jalan satu satu nya.

Kedagingan:
A. Berhubungan dengan hawa nafsu seksual
B. Kerakusan: soal harta, benda, dan segala sesuatu dimana kita melupakan Tuhan (menjadi idol kita, menjadi tuhan kita).
C. Emotional immaturity: kemarahan, kedengkian, ketidak-sabaran
D. Kata-kata yang menjatuhkan, merendahkan, menghancurkan

Ini semua adalah sebuah proses dan tidak mudah, karena itu banyak orang tidak perduli atau menyerah. Musuh-musuh kita adalah iblis, dunia, dan keinginan daging. Iblis membentuk/mempengaruhi dunia (hidup itu singkat, seks itu nikmat), pengaruh dunia yang menguat karena adanya keinginan daging, dan Iblis mecobai kita secara langsung melalui keinginan daging.

Walaupun sulit (karena setiap kali kita ingin mematikan dosa, kedagingan kita, selalu akan ada perlawanan), kuasa Kristus sudah diberikan pada kita, jadi kita tidak bisa bilang “tidak bisa”. Namun kita sering menggampangkan keKristenan sehingga akhirnya tidak pernah bertumbuh.
Baca Yohanes 12:24-25.

Dalam setiap diri kita ada beberapa dosa, kebiasaan yang menguasai hidup kita, kenikmatan yang kita tahu tidak benar di hadapanNya. Tuhan tahu apakah kita main-main atau serius dengan hidup kita. Kiranya kita bisa melihat betapa dahsyat nya dosa sampai Dia harus mati di kayu salib untuk kita.

Mematikan “keakuan” kita tidak gampang, tapi saat kita terus membiarkan Roh Kudus yang memampukan dan memimpin kita, akan ada pembaharuan dan perubahan hidup! “Mati” berarti berkata “Tidak” pada apa yang kita mau dan “Ya” pada apa yang Tuhan mau, setiap hari.

Atau apakah kita tidak lagi perduli dan peka?

Post a comment

X