Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya

  


Pdt Made Sutomo
29 November 2015

Rekaman Praise & Worship

  1. Hallelujah What a Saviour!
  2. Build Your Kingdom Here
  3. The power of the Cross
  4. Hanya Kau

Sebentar lagi kita akan menutup akhir tahun dan kita mau belajar beberapa prinsip dari Raja Salomo dalam buku Pengkhotbah.

PRINSIP PRINSIP YANG KITA BISA LIHAT DARI PENGKHOTBAH 7:8-10

AKHIR DARI SESUATU LEBIH BAIK DARI AWALNYA (ayat 8)

Mungkin kita bertanya, apa maksud Raja Salomo di perikop ini? Menurut Salomo, orang berhikmat akan memandang suatu hidup yang berkualitas, hanya melalui sebuah proses penempaan dan kalau kita bisa bertahan dalam proses penempaan tersebut.

Akhir lebih baik dari awal nya? Contohnya:
Seperti hal nya waktu kita studi, proses belajar sangatlah sulit tapi setelah kita lulus, kita akan sangat bersuka cita! Contoh-contoh lain: seorang ibu yang melahirkan, seorang petani waktu memanen, hutang rumah yang terlunasi.

Dalam hidup kita, akan ada saat-saat dimana kita mempunyai sebuah pergumuluan di antara awal dan akhir; mungkin sebuah pengalaman yang pahit dan sakit (penyakit, dikecewakan teman, kegagalan, dan sebagainya).

Dalam kitab Ayub pasal 23:10, Ayub mengerti bahwa pada saat menderita, dia tidak melihat kesulitan itu tetapi memandang kepada Tuhan.

Apa rahasia nya kita bisa melihat sesuatu akhir lebih baik dari awalnya?
a. Panjang sabar dan jangan tinggi hati
Kita harus belajar bersyukur saat di proses oleh Tuhan, bukannya protes. Saat ada orang mengoreksi kita, apakah kita kesal? Itu menunjukkan kesombongan kita.

b. Jangan lekas lekas marah
Orang sombong dan tidak sabaran, akan marah atau putus asa saat ada ujian. Dia tidak akan melihat akhir hidup yang lebih baik, karena dia tidak pernah merasa puas dan bisa menerimanya. Padahal Tuhan tidak melepas kita, Dia bersama kita selalu. Tuhan ada bersama Daniel di gua singa!

c. Jangan hidup di masa lalu (Pengkhotbah 7:10)
Hanya orang bodoh yang bertanya demikian, kata Salomo. Orang berhikmat tahu makna penderitaan dan proses; orang berhikmat yang bisa melihat akhir, bukan saat di proses, atau membandingkan masa lalu.

MANFAAT MENGETAHUI AKHIR LEBIH BAIK DARI AWAL

a. Menolong kita keluar dari perasaan menyesal
Di ujung akhir tahun ini, kita mungkin akan diingatkan akan hal hal atau kesempatan yang kita lewati, yang sudah hilang. Penyesalan adalah ibarat sengat yang menyakitkan. Orang sering dihantui akan kegagalan atau keburukan di masa lalu, sehingga tidak bisa maju dan tenggelam dalam penyesalan.

Banyak orang di akhir ajal nya atau saat ditimpa penyakit yang parah, menyesal: tidak menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya, atau tidak melayani Tuhan saat bisa.

Menyesal karena masa lalu baik kalau kita mau berubah dan bertobat. 1Yohanes 1:9 – Allah setia dan adil, mengampuni dosa kita saat kita sungguh-sungguh mau berubah.

b. Dapat menenangkan kita dari rasa kuatir akan masa depan
Kalau kita tahu ada yang lebih baik di akhir, kita akan tenang dan tidak merasa kuatir akan masa depan. Kekuatiran menghambat sebuah kemajuan.

Bahkan di tengah penganiayaan yang kita terima, kita bisa melihat bahwa pada akhir nya, kita akan bisa bertemu dengan Tuhan dalam kemuliaan di akhir hidup kita. Tuhan selalu menjanjikan pengharapan di tengah penderitaan kita (Yeremia 29:11).

c. Memberi dorongan bagi iman kita
Iman kita akan memberikan kekuatan bagi kita untuk menyelesaikan proses yang kita sedang alami. Alkitab selalu mengajak kita untuk memandang masa depan – contoh: Abraham [berjalan terus biarpun dia meninggalkan tanah asalnya, tidak pernah mengeluh ingin kembali], Paulus dalam 2Timotius 4:6-7 [ia melihat akhir hidupnya adalah sesuatu yang mulia, bersama dengan Tuhan].

Juga Wahyu menceritakan masa depan yang mulia dan selamanya – tidak ada lagi penderitaan, kesusahan, ada langit dan bumi yang baru, dan hidup bersama-sama dengan Tuhan!

d. Kita bisa belajar dari ciptaan Tuhan
Contoh: kupu-kupu yang keluar dari kepompong. Yakobus mengingatkan kita untuk berbahagia saat kita dicobai; Paulus menasihatkan kita untuk melupakan yang di belakang dan mengarahkan pandangan kita ke depan (Filipi 3:13).

Jaman ini kita mau apa pun serba instan, mau nya “quick fix”! Menyedihkan kalau sebagai anak Tuhan kita mau apa pun dibereskan sekarang juga, kita seperti anak anak yang mau dipenuhi apa pun yang dia maui.

AWAL YANG BAIK DAN AKHIR YANG TIDAK BAIK

Dalam ayat 10 (berbeda dengan ayat 8), Salomo menilai orang yang tidak berhikmat selalu melihat masa lalu dan mendewakan keberhasilan mereka di masa lalu. Mereka lupa keberhasilan masa lalu belum tentu bisa bertahan di masa yang akan datang.

Raja Uzia (artinya power of Jehovah) 2Tawarikh 25-26 dinobatkan menjadi raja saat berusia 16 tahun dan menjadi raja sekitar 52 tahun. Atas pertolongan Tuhan, dia menjadi raja yang baik di awalnya (mengalahkan tentara Filistin, membangun pertahanan-pertahanan, kejayaan militer & agrikultur, dan sebagainya). Tetapi dalam 2Tawarikh 26:16, ada sesuatu yang terjadi.

Setelah Uzia menjadi kuat, dia menjadi tinggi hati – melakukan apa yang dia tidak seharusnya dilakukan, bahkan marah pada saat dia ditegur. Dia terkena kusta, dan bahkan sampai harus diasingkan!


Apakah kita baru mengawali kehidupan kekristenan kita? Hati-hati. Kita mungkin masih menggebu-gebu dalam ikut Tuhan, dalam belajar alkitab, melayani, dan sebagainya. Namun saat kita mulai banyak pengetahuan tentang alkitab, kita bisa menjadi sombong, lalu mulai mengkritik, membandingkan, merendahkan! Hati-hati!

Sebagai anak Tuhan, kita tidak usah kuatir karena kita tahu bahwa dalam Tuhan ada pengharapan, dan kita tahu pada akhirnya saat kita tahan uji, kita akan keluar seperti emas, tahan uji. Dan kalau pun kita menderita penganiayaan sampai akhir, kita tahu akhir hidup kita lebih baik dari segalanya, yaitu bersama dengan Tuhan selama-lamanya!

Pandang akhir, bukan pada saat kita di proses. Kalau kita sedang dalam sebuah pergumulan yang berat, bertahanlah! Paulus melihat kemuliaan yang jauh lebih besar di akhir hidup kita, bahwa kita akan hidup bersama dengan Kristus.

Post a comment

X