God’s Providence calls you to worship Him

  


Rekaman Praise & Worship

1. Come Thou Fount (D) – Kings Kaleidoscope
2. Bersyukurlah (G) – True Worshippers
3. God is able (G or A) – Hillsong
4. One Way (B) – Hillsong
5. Komitmen: PertolonganMu (F?) – Citra Scholastika – https://www.youtube.com/watch?v=M_JuSEzL-5Q
6. Blessed be Your Name (G) – Matt Redman
31 Januari 2016
Pdt Victor Liu
Ulangan 8 – Ulangan 10 adalah 3 pasal yang dipakai untuk mengingatkan orang Israel (dan kita) akan pemeliharaan Tuhan. Manusia sering lupa akan kebaikan Tuhan, sama seperti seorang anak yang sering kesal dan lupa akan kebaikan orang tua. Manusia berdosa sering lupa akan kebaikan yang terjadi di dalam hidupnya. Seorang suami istri yang mau bercerai, dahulu nya penuh kemesraan dan kebaikan satu sama lain.Kebaikan Tuhan pun sering dilupakan oleh manusia, baik yang umum (kita bisa bernafas, dll) maupun khusus bagi kita yang sudah menjadi anak Tuhan (Dia sudah menyelamatkan kita lewat kayu salib, mengasihi dan menyertai kita, dan sebagainya).

 

Jadi jangan hanya melihat kitab Ulangan sebagai kitab yang diperuntukkan bagi orang Israel, tetapi ini berlaku juga untuk kita, manusia berdosa.

Buka Ulangan 8:13 (berbicara soal 40 tahun di padang belantara, wilderness), 6-18 (berbicara soal blessings/berkat), 19-20 (bahaya kalau lupa pada Tuhan dan malah menyembah the blessings); “wilderness, blessings, idol”

Baca Ulangan 8:1-18.

Waktu itu, Tuhan mengingatkan bangsa Israel dari masa lalu, masa sekarang, dan bahkan di masa depan mereka. Ulangan pasal 8 adalah generasi kedua bangsa Israel, sehingga banyak dari mereka tidak melihat/mengalami secara langsung atas apa yang terjadi sebelumnya (umur 20 tahun ke atas). Jadi banyak dari mereka yang belum lahir pada saat Tuhan melakukan banyak mukjijat

GOD’S PROVIDENCE FOR US

[1] GOD’S PROVIDENCE IN OUR PROBLEM (ayat 1-5)
Selama 40 tahun Tuhan memelihara bangsa Israel; diberikan makanan, minuman, perlindungan, dan sebagainya. Selama 40 tahun mereka harus bergantung kepada Tuhan karena mereka tidak bisa menumbuhkan tanaman apa apa di padang belantara.

Saat kita ada masalah yang berat, kita biasanya bertanya “Tuhan, dimanakah Engkau?”. DAri ayat 2 kita bisa melihat bahwa Tuhan memelihara dan ingin mengetahui di mana hati kita. Selama orang Israel dan kita bergumul dalam masalah, apakah hati kita masih ingat kepada Tuhan?

Kita tidak perlu bertanya apakah Tuhan mau menolong dan memelihara kita. Pertanyaannya adalah dimana hati kita pada saat itu? Apa kita fokus pada masalah kita? Apa kita mencari pengganti lain untuk menyelesaikan masalah kita?

[2] GOD’S PROVIDENCE IN GIVING BLESSINGS FOR OUR LIFE (ayat 11-18)

Ayat 6-10, Tuhan berkata melalui Musa kepada generasi yang muda ini, bahwa mereka akan masuk ke tanah perjanjian, dan hidup yang jauh lebih baik, penuh berkat. Akan ada waktunya juga bagi kita (yang generasi muda) di masa datang akan mendapatkan pekerjaan, pasangan hidup, dan sebagainya. Tuhan tahu kebutuhan kita dan ingin memberkati kita.

Orang Israel waktu itu hidup di tenda tenda dan selalu berpindah. Pasti mereka mempunyai mimpi untuk bisa menetap, mempunyai rumah, dan sebagainya.

Dalam ayat 11-13, Tuhan mengingatkan mereka supaya mereka jangan lupa kepada Tuhan pada saat mereka diberkati. Kata yang dipakai adalah bukan “kamu akan lupa”, tapi “kamu lupa” – jadi Tuhan tahu bahwa mereka pasti lupa kepada Tuhan, bahkan di saat mereka mendapatkan berkat-berkat tersebut. Tuhan ingin menekankan bahaya daripada kecintaan pada dunia/berkat, dan bukan pada si Pemberi Berkat.

Apa yang membuat kita lupa pada Tuhan sebenarnya? Hati kita!

A. Hati kita mudah untuk lebih menikmati kenikmatan dunia ini, apalagi saat kita kenyang.

Ayat 12 berkata saat mereka/kita “kenyang”, maka kita lupa pada Tuhan! Karena kita sudah begitu kenyang, tidak ada lagi keinginan dan kerinduan untuk datang kepada Tuhan – tidak lagi mau berdoa, tidak ada waktu untuk melayani Tuhan, atau pun membaca firman Tuhan. Ini lah yang terjadi pada Demas, seorang murid dari rasul Paulus, seorang pelayan Tuhan.

B. Kesombongan

Ayat 14-18 – Berkat juga bisa membuat kita menjadi sombong. Kalau kita punya banyak pengetahuan, kekayaan, kesuksesan – kita akan cenderung sombong. Karena alkitab sudah berkata demikian! Setiap blessing yang kita dapatkan, kalau tidak hati hati akan membuat kita tinggi hati – yang berarti kita lupa sama Tuhan (“Ini saya yang dapatkan”, “I earn this”, dll). Lihat lagi ayat 17-18.

Kalau kita ingat keselamatan yang diberikan Yesus Kristus di kayu salib pada kita orang berdosa, maka kita akan selalu rendah hati. Kita juga harus mengingat pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita – saat Dia memberkati kita, membawa kita sampai ke tempat kita berada pada saat ini! Ingat pada Tuhan merendahkan hati kita.

C. Idol – (ayat 19)

Manusia memang punya hati yang cenderung untuk menjadi tuhan nya sendiri, menyembah dirinya sendiri – bahwa diri nya lah yang menjadi kekuatan dan sumber kebahagiaannya. “Penampilan ku ini lah self image ku”, “Karena kepintaranku lah aku bisa mendapatkan ini”, dan sebagainya.

Hal yang kita sungguh-sungguh menyukainya dan susah untuk meninggalkan atau melupakannya, itu lah berhala kita (sampai akhirnya kita tidak bisa kalau tidak mendapatkan nya). Apakah itu sebuah entertainment, kebiasaan hidup, makanan, dan sebagainya, itu sama saja. Ayat ini mengingatkan kita juga bahwa biarlah pemeliharaan Tuhan memanggil kita untuk worship kepada Tuhan! Kita lihat hati kita, dan kita tahu hati kita yang mudah lupa pada Tuhan dan terpikat pada hal-hal di dunia ini, lalu kita datang dan fokus pada Tuhan saja!


Ketika kita “kenyang”, hati kita diberikan kepada siapa? Apakah kita masih ingat pada Tuhan? Seluruh berkat kita, pemeliharaan Tuhan seharusnya dipakai untuk kemuliaan Tuhan.

Post a comment

X